Tren Baju Lebaran 2018, Gamis Qibota Jadi Idola

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Gamis Qibota menjadi favorit pelanggan jelang Ramadan di Mal Thamrin City, Jakarta, Kamis, 3 Mei 2018. (TEMPO/Yatti Febri Ningsih).

Gamis Qibota menjadi favorit pelanggan jelang Ramadan di Mal Thamrin City, Jakarta, Kamis, 3 Mei 2018. (TEMPO/Yatti Febri Ningsih).

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Tren baju Lebaran merupakan salah satu agenda fashion yang paling dinanti setiap tahun. Dulu ada tren mukena Krisdayanti, kaftan Syahrini, jilbab Manohara, dan aneka busana muslim yang dikaitkan dengan nama pesohor.

Baca juga:
Koleksi Lebaran 2018 Zaskia Sungkar Bernuansa Glamor

Beli Baju Lebaran di Thamrin City, 3 Tipe Pembeli Bikin Sebal

Untuk tahun ini, tren baju Lebaran justru jauh dari nama para selebriti. Di pusat perbelajaan grosir busana Thamrin City misalnya, para pedagang mengatakan sebagian besar pembeli menanyakan model busana gamis Qibota. Nama Qibota merujuk pada jenis bahan yang digunakan untuk membuat gamis tersebut.

"Pengunjung banyak mencari gamis, tunik, dan blouse. Tapi diperkirakan delapan dari sepuluh pengunjung menanyakan gamis Qibota," kata pemilik toko busana mulim Teratai Indah di Thamrin City, Novil Dwi Putra. Bahan Qibota memiliki karakter yang lemas atau jatuh saat dikenakan, ringan, dan adem. Warnanya terbilang kalem atau didominasi warna pastel.

Gamis Qibota menjadi favorit pelanggan jelang Ramadan di Mal Thamrin City, Jakarta, Kamis, 3 Mei 2018. (TEMPO/Yatti Febri Ningsih).

Artikel lainnya:
Pilihan Baju Lebaran 2018 Bagi Perempuan yang Tak Berhijab

Adapun harga gamis Qibota, menurut Novil, mencapai Rp 225 ribu sampai Rp 275 ribu per potong. Baju terusan ini biasanya memiliki beberapa aksesn di bagian lengan, pinggang, leher, dada, dan kaki. Bahan Qibota juga cukup tebal sehingga tidak menerawang saat dipakai.

Mengenai peningkatan jumlah pengunjung, Novil merasakan terjadi lonjakan hingga 80 persen, dan diperkirakan terus bertambah menjelang bulan puasa, terlebih hingga mendekati Lebaran. "Biasanya paling ramai sekitar satu minggu menjelang Lebaran," kata lelaki asal Pariaman, Sumatera Barat, itu.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."