Beli Baju Lebaran di Thamrin City, 3 Tipe Pembeli Bikin Sebal

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Interaksi pembeli dengan pedagang di Mal Thamrin City atau Tamcit, Jakarta Pusat, Rabu, 2 Mei 2018. (TEMPO/Yatti Febri Ningsih).

Interaksi pembeli dengan pedagang di Mal Thamrin City atau Tamcit, Jakarta Pusat, Rabu, 2 Mei 2018. (TEMPO/Yatti Febri Ningsih).

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Orang mulai berbondong-bondong berbelanja baju Lebaran. Salah satu pusat grosir pakaian di Ibu Kota, Thamrin City, sudah ramai pengunjung. Di sini, mereka bisa berbelanja aneka busana dan kebutuhan sandang lain dengan suasana yang lebih nyaman dan bisa menawar sebagaimana bertransaksi di Pasar Tanah Abang.

Baca juga:
Rossa - Ivan Gunawan Bikin Busana Lebaran Anak Mini Me
Tren Baju Lebaran 2018, Barli Asmara: Kaftan Enggak Banget deh

Bicara tentang cara bertransaksi, urusan tawar-menawar harga tak terhindarkan. Ada pembeli yang mengikuti saja harga yang dipatok penjual, ada pula yang berjuang untuk mendapatkan harga sesuai dengan keinginan. Setiap pembeli mempunyai karakter berbeda saat menawar. Tidak jarang ada yang tidak sadar membuat kesal pedagang yang melayaninya.

Seorang pedagang di Mal Thamrin City, Novil Dwi Putra, 21 tahun, menjelaskan karakter pembeli yang bikin sebal. "Kami sabar saja. Namanya pedagang memang harus melayani pembeli dengan baik," ujar pemilik toko busana muslim Teratai Indah ini. Pengalaman berdagang selama bertahun-tahun membuatnya telaten dan maklum dengan berbagai polah pembeli. Berikut ini tiga karakter pembeli yang menyebalkan versi penjual.

1. Mengacak-acak tapi tak jadi beli

Pembeli seperti ini yang paling sering dijumpai. Mereka umumnya masuk ke toko setelah melihat barang yang dipajang. Pembeli kemudian melihat-lihat jenis pakaian yang menarik, lalu menanyakan model atau warna lain dari barang yang dia sukai.

Selesai dengan satu model, pembeli tersebut menanyakan lagi jenis pakaian lain, sehingga pedagang mengeluarkan semua stok yang ada. Ketika sudah masuk tahap tawar-menawar, pembeli tersebut memutuskan tidak jadi membeli. "Tipe pembeli yang ini sebenarnya tidak niat belanja, cuma ingin melihat-lihat saja," tutur Novil.

Seorang pedagang di Mal Thamrin City atau Tamcit, Jakarta Pusat, Novil Dwi Putra, Rabu, 2 Mei 2018. (TEMPO/Yatti Febri Ningsih).

2. Ngotot menawar

Proses tawar-menawar merupakan interaksi antara penjual dan pembeli untuk mencapai kesepakatan harga. Pada tahap ini, ada juga berbagai tipe pembeli, misalnya yang menawar terlalu jauh dari harga yang ditawarkan dan berkukuh dengan angka yang dia inginkan, yang menawar separuh dari harga yang dipatok penjual, dan yang menerima atau cukup menawar sedikit dari harga penjual.

Bagi Novil, yang paling bikin pusing ketika calon pembeli berasal dari luar negeri. Karena kurs yang berbeda, mereka curiga harganya dinaikkan, sehingga detail sekali dalam berhitung. "Misalnya, total belanja Rp 400 ribu, dia masih menawar jadi Rp 397.500. Selisihnya cuma Rp 2.500," tuturnya.

3. Sudah pergi kembali Lagi

Biasanya diawali oleh pembeli yang tertarik dengan suatu barang dan melakukan tawar-menawar. Setelah proses tawar-menawar berlangsung cukup lama dan tidak mencapai kesepakatan, si pembeli memilih pergi. Beberapa saat kemudian, pembeli yang tadi kembali ke toko semula. "Setelah berkeliling mencari pakaian dengan harga yang lain dan tidak cocok, mereka kembali dan tetap menawar lagi," ucap Novil.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."