6 Tips Berbicara dengan Anak Remaja

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rita Nariswari

google-image
Sulitnya Melakukan Komunikasi dengan Anak Praremaja (Depositphotos)/Tabloid Bintang

Sulitnya Melakukan Komunikasi dengan Anak Praremaja (Depositphotos)/Tabloid Bintang

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Coba diingat-ingat perkembangan anak, ketika masih duduk di taman kanak-kanak dan sekolah dasar mungkin komunikasi tak terlalu sulit. Kebanyakan anak pada usia tersebut menurut kata orang tuanya.

Duduk di bangku sekolah menengah pertama,  Anda akan dibikin kaget. Tak ada sisa-sisa anak penurut di masa kecil. Anak-anak mulai berubah. Beranjak remaja, mereka lebih sulit didekati dan sukar diajak bicara. 

John Duffy. PHD, penulis buku The Available Parent: Radical Optimism for Raising Teens and Tweens, menawarkan beberapa tips.

1. Perkataan yang jelas
Tidak terlalu bertele-tele ungkapkan langsung pada intinya dengan kata-kata jelas. Anak remaja cenderung tidak mau mendengar bila terlalu panjang. Apalagi sembari dimarahi.

2. Ajukan pertanyaan dengan jawaban terbuka
Jangan ajukan pertanyaan dengan jawaban ya atau tidak. Tapi gunakan kata tanya bagaimana, sehingga anak harus menjelaskan. Sehingga Anda bisa mendapat informasi lebih detail.

Baca: 2 Metode Terbaik Berkomunikasi dengan Anak

3. Kurangi kritikan
Usahakan pernyataan orang tua tidak berupa kritikan atau menunjukkan adanya kesalahan anak. Ungkapan ini akan membuat anak-anak tak nyaman dan membuatnya tertutup. Mereka juga berada pada fase dengan arogansi yang tinggi, jadi akan menjauh bisa selalu disalahkan.

4. Pahami dunia remaja
Jangan selalu mendekati anak karena punya agenda tertentu. Coba belajar menyelami dunianya, dengan mendengarkan musiknya, apa yang dia sukai.

Dengan menyelami dunianya, orang tua akan lebih mudah berbicara dengan remaja dan mengetahui apa sebenarnya yang diinginkannya.

5. Jadilah teman remaja
Tidak melihat remaja sebagai orang lain, karena berbagai perubahannya. Tetap menjadikan sebagai anak sekaligus teman Anda. Jaga selalu kedekatan, sehingga ia tetap terbuka.

Lakukan berbagai kegiatan seperti halnya saat ia masih kecil, sehingga si remaja tak pernah kehilangan keluarganya. Ia juga tak menghindar dari keluarga dan memilih selalu berkumpul dengan teman-temannya.

Baca: Curhat Kuatkan Hubungan Antara Anak dan Orangtua, Caranya?

6. Tetap tenang
Anak remaja senang beradu argumen bahkan membantah. Bila ia menyela pembicaraan atau berteriak karena tidak suka, Anda sebaiknya tak langsung memikirkannya. Apalagi sampai merasa sakit hati.

Tetap tenang, dan pegang kendali. Bicara lah baik-baik untuk meluluhkan hatinya. Anda tak perlu terpancing untuk beradu mulut dengannya.

psychycentral | empoweringparents

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."