Mana Lebih Bahagia dan Sehat, Ibu Bekerja atau Ibu Rumah Tangga

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi Ibu bekerja. Shutterstock.com

Ilustrasi Ibu bekerja. Shutterstock.com

IKLAN

TEMPO.CO, Jakarta - Ibu bekerja harus memompa diri agar dapat membagi tugas mengurus anak, memenuhi berbagai keperluan rumah tangga, menuntaskan tugas sebagai istri, dan menjadi karyawan teladan. Tentu perlu pembagian waktu, tenaga, dan pikiran untuk menjalani semua peran itu.

Baca juga:
Marcella Zalianty Paham, Ibu Bekerja Bikin Anak Bete

Meski energi terforsir, sebuah studi yang dilakukan University of North Carolina, Amerika Serikat dan dimuat dalam Journal of Family Psychology menunjukkan ibu bekerja lebih sehat dan bahagia ketimbang ibu yang tinggal di rumah saat anak mereka masih bayi dan balita.

"Bekerja atau aktivitas di luar rumah menunjang peran ibu secara keseluruhan," kata pemimpin studi, Profesor Cheryl Buehler seperti dikutip dari Time. Adapun ibu yang masih mengurus bayi dan balita, menurut dia, lebih rentan stres karena menghadapi kondisi keseharian yang cenderung monoton.

Ilustrasi ibu/perempuan dan anak-anak. REUTERS/Neil Hall

Studi ini juga menyimpulkan, ibu yang bekerja bisa membawa kedisiplinan dan pola kepemimpinan yang baik untuk anak. Selain itu, ibu bekerja akan lebih menghargai waktu kebersamaan dengan anak, suami, dan keluarga besar. Jika sudah berkumpul dengan anak, ibu bekerja memilih aktivitas bersama yang membangun, misalnya dengan membaca buku, pergi ke museum, dan lainnya.

Cheryl Buehler menambahkan, ibu bekerja juga dapat mengenalkan anak-anak mereka kepada dunia dengan cara mencontohkan ilmu bersosialisasi yang baik. "Pengalaman yang mereka dapat dari pekerjaan akan diteruskan kepada anak," ucapnya. Namun kunci berbagai peran ibu bekerja adalah menerima bahwa seorang ibu tidak bisa melakukan semuanya. Jadi, harus ada kompromi dengan suami.

ASTARI PINASTHIKA SAROSA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."