Anak SD Sudah Panggil Mama Papa ke Teman Lawan Jenis, Pacaran ?

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi anak perempuan dan laki-laki. shutterstock.com

Ilustrasi anak perempuan dan laki-laki. shutterstock.com

IKLAN

TEMPO.CO, Jakarta - Bunda jangan kaget ketika mengetahui ada anak yang masih duduk di sekolah dasar kemudian memanggil teman lawan jenisnya yang cukup dekat dengannya dengan sebutan mama atau papa. Apakah anak sekecil itu sedang pacaran, atau menganalogikan hubungan mereka sebagaimana mereka melihat orang tuanya yang kerap memanggil mama dan papa satu sama lain?

Baca juga:
Pada Usia Berapa Anak Mulai Menunjukkan Bakatnya?

Psikolog Rose Mini Agoes Salim mengatakan tahap perkembangan seseorang di tiap usia berbeda-beda. Khusus untuk anak usia sekolah dasar, menurut dia, mereka sebaiknya tidak melampaui tahap perkembangan yang cocok untuk umurnya karena akan mempengaruhi tahap perkembangan yang seharusnya tercapai. “Akibatnya, dia tidak siap masuk ke tahap perkembangan selanjutnya," kata pendiri ESSA Consulting ini kepada Tempo, Jumat 5 Januari 2018.

Tahap perkembangan yang terlewati, Rose Mini melanjutkan, membuat anak menjadi dewasa sebelum waktunya. Dan kondisi ini bisa berakibat di masa depan karena tahap perkembangannya sudah kacau sedari kecil. “Anak usia SD ada pada taraf di mana dia hanya membutuhkan hal-hal yang harus dipenuhi sesuai umurnya, bukan kebalikannya yang gayanya jadi seperti orang tua,” ujarnya.

Jika ada anak yang berperilaku seperti orang dewasa kepada teman lawan jenis, Rose Mini mengingatkan agar orang tuanya memberikan pemahaman yang tepat tentang makna pertemanan. "Mengenal teman lebih jauh itu bukan berarti harus pacaran, cukup pengenalan saja," ucapnya.

Ilustrasi anak dekat dengan teman lawan jenisnya. Shutterstock.com

Lagipula, anak usia sekolah dasar masih dalam proses mengeksplorasi dunianya, termasuk keluarga, lingkungan sekolah, lingkaran pertemanan, dan lainnya. Di sini sangat dibutuhkan peran orang tua untuk membimbing, mengarahkan, dan memfasilitasi kebutuhan anak.

Apabila seseorang dibiarkan bertingkah laku seperti orang dewasa sejak kecil, misalnya dibiarkan seperti sedang berpacaran dengan temannya, Rose Mini khawatir sampai dewasa nanti hanya itu - itu saja yang dipikirkan si anak. Tekankan kepada buah hati kalau dia tertarik atau ada kecocokan dengan temannya, bukan berarti mereka kemudian boleh pergi berduaan atau melakukan kontak fisik.

ASTRIA PUTRI NURMAYA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."