Jangan Lemahkan Kekebalan Tubuh dengan 10 Kebiasaan Berikut

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi perempuan sakit. Shutterstock

Ilustrasi perempuan sakit. Shutterstock

IKLAN

TEMPO.CO, Jakarta - Sistem kekebalan tubuh adalah mekanisme pertahanan terpenting. Salah satu penyebab utama tubuh gampang sakit adalah sistem kekebalan yang kurang bagus. Singkatnya, kian baik sistem kekebalan tubuh, semakin baik reaksi terhadap infeksi dan pencegahannya.

Baca juga:

Kiat Membentengi Diri dari Penyakit pada Musim Hujan

Supaya tidak kebobolan oleh bakteri dan virus, mari kita simak apa saja kebiasaan sehari-hari yang melemahkan kekebalan tubuh, seperti dikutip dari Boldsky.

1. Suka begadang
Ilustrasi wanita bekerja malam hari. Huffingtonpost.com
Terjaga di malam hari dan tidur di pagi sampai siang hari mengacaukan jam biologis. Selain itu, begadang sampai larut malam akan melemahkan molekul protein bernama sitokin, yang berfungsi sebagai penghubung komunikasi sel-sel untuk meningkatkan respons imunitas tubuh.

2. Jorok
Ilustrasi. TEMPO/Arif Wibowo
Hemat air boleh saja. Tapi kalau sampai tidak mandi selama beberapa hari, tentu tubuh akan berbau tak sedap, gatal-gatal, dan berbagai penyakit kulit lainnya segera mendekat. Begitu juga dengan mencuci tangan. Biasakan mencuci tangan setiap kali kembali dari luar ruangan, hendak atau setelah bersalaman, sebelum dan sesudah makan, serta aktivitas lainnya. Intinya, jangan abaikan kebersihan diri.

3. Perhatikan fasilitas umum
Ilustrasi tata tertib toilet. Shutterstock.com
Memegang remote televisi atau penyejuk udara, memakai helm yang digunakan bergantian, toilet umum, dan berbagai peralatan yang dipakai bersama atau bergantian dengan orang lain semestinya meningkatkan kesadaran akan kebersihan. Meski sulit dihindari, kamu bisa mencoba mencegah perpindahan kuman dengan menjaga kebersihan diri. Jadi perhatikan poin dua tadi.

4. Kelebihan gula
Ilustrasi gula pasir. shutterstock.com
Ahli diet selalu merekomendasikan untuk menghindari makanan dan minuman manis yang berlebihan. Sebab, makanan kuman adalah asupan yang manis-manis, sehingga dia bisa lebih kuat karenanya.

5. Kurang minum
Ilustrasi minum air. Shutterstock
Kurang minum bisa membuat seseorang gagal fokus sampai dehidrasi. Jika tubuh kurang cairan, sistem kekebalan tubuh juga akan melemah. Asupan air yang dianjurkan adalah 8-10 gelas setiap hari, tergantung aktivitas dan kondisi lingkungan.

6. Minum minuman beralkohol
Ilustrasi minuman beralkohol. TEMPO/Tony Hartawan
Alkohol membunuh sel antibodi yang bertanggung jawab membunuh virus dan mencegah infeksi. Alkohol juga menghambat pembentukan sel darah merah dan sel darah putih, sampai merusak organ tubuh dalam jangka panjang.

7. Rokok
Ilustrasi larangan merokok/kampanye anti rokok. Getty Images/ChinaFotoPress
Perokok aktif dan perokok pasif sama-sama punya potensi kekebalan tubuh yang lemah. Tak perlu banyak berdebat tentang bahaya merokok ini. Intinya, jangan merokok dan hindari asap rokok.

8. Makanan siap saji
Ilustrasi perempuan makan Burger (junk food). TEMPO/Subekti
Makanan siap saji atau junk food sarat akan minyak dan lemak tak sehat. Ini tidak saja membuat badanmu gemuk, tapi juga merusak fungsi kekebalan tubuh. Sebab, sulit menghilangkan lemak jenuh dan bisa mengekang sel darah putih untuk berkembang dan menghasilkan antibodi.

9. Kebanyakan kafein
Ilustrasi kopi. shutterstock.com
Kopi dan teh mengandung kafein. Kelebihan kafein menstimulasi sistem saraf di tubuh dan meningkatkan tingkat stres. Hal ini akan mengakibatkan tertekannya sistem kekebalan tubuh.

10. Lupa tabir surya
Ilustrasi Sunblock/krim tabir surya. Shutterstock.com
Sinar matahari pagi memang bagus untuk tulang. Yang perlu diwaspadai adalah sinar matahari di atas pukul 10.00 hingga petang. Sebab, jika kamu menghabiskan waktu lama di bawah terik matahari tanpa perlindungan, bukan tak mungkin penyakit kulit akan datang, misalnya infeksi jamur, bahkan kanker kulit.

BISNIS

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."