CANTIKA.COM, Jakarta - Ada laporan yang mengklaim aktivis iklim, Greta Thunberg disiksa dan dipaksa mencium bendera Isreal. Jika dugaan tersebut terbukti benar, Menteri Luar Negeri Swedia Maria Malmer Stenegard mengatakan hal itu sangat serius.
"Bahkan sebelum penangkapan, kami telah menyampaikan kepada Israel pentingnya menghormati keselamatan dan hak konsuler warga negara Swedia," kata Malmer Stenergard dalam sebuah pernyataan kepada kantor berita Swedia, TT seperti dilansir Anadolu.
Artikel Terkait:
Klarifikasi Dua Lipa Tentang Pecat Manajernya: Sepenuhnya Salah
"Saya telah mencatat laporan dugaan perlakuan kasar. Jika laporan tersebut benar, ini sangat serius. Kementerian Luar Negeri dan kedutaan sedang berupaya untuk memulangkan warga negara Swedia tersebut sesegera mungkin,"Stenergard menambahkan.
Ia menegaskan kembali bahwa Swedia telah "menekankan bahwa kebutuhan makanan dan air harus dipenuhi, dan bahwa semua tahanan harus diberi kesempatan untuk bertemu dengan penasihat hukum jika mereka menginginkannya."
Ia mengatakan Swedia telah "memperkuat kesiapannya di Tel Aviv dengan staf dari Kementerian Luar Negeri di Stockholm."
Sebelumnya pada Ahad, Kementerian Luar Negeri Swedia menahan diri untuk tidak mengonfirmasi laporan media yang mengklaim Thunberg dianiaya oleh otoritas Israel, termasuk dipaksa berfoto dengan bendera Israel dalam sebuah pernyataan kepada Anadolu.
Kementerian mengatakan perwakilannya telah bertemu dengan para tahanan pada Jumat dan terus berhubungan dengan keluarga mereka, seraya menambahkan bahwa upaya untuk mengamankan akses konsuler lebih lanjut sedang berlangsung.
Greta Thunberg Ditahan di Sel yang Dipenuhi Kutu Busuk
Thunberg termasuk di antara lebih dari 400 aktivis, anggota parlemen, dan pengacara yang ditahan setelah pasukan Israel mencegat armada bantuan Global Sumud Flotilla menuju Gaza awal pekan ini. Beberapa tahanan telah dideportasi, sementara proses hukum untuk yang lainnya masih berlangsung.
Menurut korespondensi yang dilihat oleh The Guardian, Thunberg memberi tahu pejabat Swedia bahwa ia ditahan di sel yang dipenuhi kutu busuk dan tidak diberi makanan serta air yang memadai.
Pasukan Israel, menurut surat kabar Inggris tersebut, juga dilaporkan oleh tahanan lain telah mengambil foto-foto di mana Thunberg diduga dipaksa memegang bendera.
Peserta armada lainnya menguatkan klaim penganiayaan terhadap Thunberg. Aktivis Turki Ersin Celik mengatakan kepada Anadolu bahwa pasukan Israel "menyiksa Greta dengan kejam di depan mata kami," dan "membuatnya merangkak dan mencium bendera Israel."
Jurnalis Italia Lorenzo D'Agostino mengatakan dia "dibalut bendera Israel dan diarak-arak seperti piala."
Perjalanan ke Gaza kali ini merupakan yang kedua bagi Thunberg. Ia sebelumnya sempat bergabung dengan misi Madleen pada awal Juni lalu.
Baptiste André, seorang dokter Prancis yang berada di salah satu kapal armada bantuan ke Gaza pada Juni itu mengatakan kepada wartawan sekembalinya ke Prancis bahwa ia menyaksikan petugas perbatasan Israel mengejek dan dengan sengaja melarang penumpang tidur, khususnya Greta Thunberg.
Kelompok Adalah mengatakan dalam pernyataan sebelumnya tentang proses hukum bahwa meskipun otoritas Israel memiliki catatan peserta berulang dalam armada bantuan, para aktivis, seperti Thunberg, umumnya diperlakukan sama seperti peserta pertama, dengan dikenakan penahanan jangka pendek dan deportasi.
Pilihan Editor: Fashion Berkelanjutan Benar-Benar Ramah Lingkungan? Ini Kata Greta Thunberg
SITA PLANASARI
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi Terkini Gaya Hidup Cewek Y dan Z di Instagram dan TikTok Cantika.