CANTIKA.COM, Jakarta - Syair merupakan salah satu bentuk puisi klasik dalam khazanah sastra Melayu yang memiliki struktur tetap dan aturan baku. Karya sastra ini digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan cerita, pesan, atau ajaran moral.
Pelajari apa itu syair, sejarahnya, serta ciri-ciri khasnya sebagai bentuk puisi klasik dalam khazanah sastra Indonesia.
Pengertian Syair
Syair menurut bahasa berasal dari kata Arab sya’ara yang berarti menyadari atau merasakan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian syair adalah puisi lama yang terdiri dari bait, setiap bait terdiri atas empat baris yang bersajak sama.
Menurut ahli, Ali Badri, menyatakan bahwa syair adalah kalimat yang disusun secara irama. Luwis Ma’luf menambahkan bahwa syair adalah bentuk kalimat yang sengaja diberi irama dan sajak.
Ahmad Hasan Az Zayyat menjelaskan bahwa syair adalah bentuk tulisan berirama yang memuat keindahan dan menggambarkan kejadian tertentu. Qudamah bin Ja’far menyebut bahwa syair adalah bentuk tulisan yang memuat ritme, sajak, dan unsur rasa yang kuat.
Sejarah Syair
Kata syair berasal dari bahasa Arab syi’ru yang berarti puisi. Bentuk sastra ini diperkenalkan ke Nusantara oleh bangsa Persia seiring masuknya ajaran Islam.
Di Asia Tenggara, syair berkembang menjadi bentuk khas Melayu, tidak lagi sepenuhnya mengikuti bentuk aslinya dari Arab. Syair tertua berbahasa Arab ditemukan pada batu nisan Sultan Malik al-Shaleh tahun 1297 M.
Sementara itu, syair tertua berbahasa Melayu tercatat pada Prasasti Minye Tujoh di Aceh tahun 1380 M. Dalam perkembangannya, syair menjadi bagian penting dalam penyebaran nilai tasawuf dan ajaran agama.
Ciri-Ciri Syair
Berikut ini adalah ciri-ciri syair sebagai bentuk puisi lama yang membedakannya dari karya sastra lain seperti pantun.
Terdiri dari Empat Baris per Bait
Setiap bait dalam syair terdiri dari empat baris. Jumlah bait dalam syair dapat bervariasi tergantung panjang cerita atau pesan yang disampaikan.
Tiap Baris Memuat Empat hingga Enam Kata
Setiap baris dalam syair terdiri atas empat sampai enam kata. Hal ini menjaga struktur dan keseimbangan isi dalam setiap baitnya.
Mengandung Delapan hingga Dua Belas Suku Kata
Setiap baris syair memiliki antara delapan hingga dua belas suku kata. Jumlah suku kata ini membantu menciptakan irama dalam pembacaan syair.
Seluruh Baris Merupakan Isi
Berbeda dengan pantun, syair tidak memiliki sampiran. Setiap baris syair mengandung isi dan pesan yang saling berkaitan membentuk satu kesatuan makna.
Menggunakan Sajak a-a-a-a
Semua baris dalam satu bait syair menggunakan pola rima akhir a-a-a-a. Pola ini merupakan salah satu ciri ciri syair yang membedakannya dari pantun atau gurindam.
Berisi Cerita, Ajaran, atau Nasihat
Syair digunakan untuk menyampaikan cerita, baik berdasarkan sejarah, mitos, maupun rekaan. Fungsi syair juga mencakup penyampaian nasihat atau nilai moral secara tersirat. (SRP)
Penulisan ini didukung artificial intelligence
Pilihan Editor: 35 Pantun Buat Pacar Salting Brutal, Bisa Dilakukan Sebelum Tidur
DINI AGHNNY KHOIRIYAH
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika