Kenali Penyebab Speech Delay Seperti yang Dialami Anak Irish Bella

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Irish Bella. Foto: Instagram/@_irishbella_

Irish Bella. Foto: Instagram/@_irishbella_

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Artis, Irish Bella mengungkapkan anak pertamanya, Air Rumi, mengalami keterlambatan berbicara atau speech delay. Pernyataan ini dia sampaikan lewat acara BROWNIS Trans TV. Menurut Irish, hal ini terjadi karena putranya lahir di masa pandemi Covid-19, yang membuat perkembangan bicara anak-anak yang lahir pada periode tersebut cenderung terlambat.

Air Rumi saat ini tengah menjalani terapi dan mendapatkan mentoring untuk mengatasi speech delay yang dialaminya. 

“Abang Air itu lahir di masa pandemi, dan anak yang lahir di masa pandemi memang telat bicaranya, jadi sedang terapi dan mentoring-mentoring juga,” ujar Irish Bella pada Rabu, 5 Juni 2024.

Dalam pernyataannya, Irish Bella merasa bersalah karena kondisi yang dialami putranya. Dia menyadari bahwa cara pengasuhannya, termasuk sering memberikan gawai alias gadget sebagai hiburan, turut berkontribusi terhadap keterlambatan bicara Air Rumi. 

“Namanya anak pertama memang banyak salahnya sebagai orang tua, mungkin dulu sering dikasih gadget, atau ada yang terlambat, tapi sekarang lagi diperbaiki,” katanya.

Belajar dari pengalaman tersebut, Irish kini lebih berhati-hati dalam mengasuh kedua anaknya. Dia tidak hanya membatasi penggunaan gadget, tetapi juga memperhatikan pemberian makanan kepada anak-anaknya. Irish mengaku terlambat menyadari bahwa pemberian makanan yang tepat dapat memengaruhi kemampuan bicara anak. 

Irish Bella/Foto: Instagram/Irish Bella

Apa itu Speech Delay?

Dikutip dari Siloam Hospital, speech delay adalah kondisi keterlambatan kemampuan anak dalam berbicara atau menyampaikan sesuatu. Anak yang mengalami speech delay mampu mengucapkan kata-kata, tetapi kesulitan dalam menghubungkannya sehingga kata-katanya sulit dipahami. 

Kondisi ini sering kali diabaikan oleh orang tua karena dianggap bisa hilang dengan sendirinya. Padahal, sebagian kasus speech delay membutuhkan terapi dan intervensi dokter. 

Penyebab Speech Delay

Penyebab pasti speech delay belum diketahui, tetapi beberapa kondisi yang diduga dapat mempengaruhi terjadinya speech delay antara lain kondisi medis di kandungan atau baru lahir, seperti berat badan lahir rendah, kelahiran prematur, bayi kuning, infeksi TORCH yang dapat memicu masalah pendengaran pada bayi, tidak mendapatkan cukup oksigen saat lahir (asfiksi), serta hipotiroid kongenital yang tidak terdiagnosis lebih awal. 

Selain itu, riwayat kejang, trauma kepala, dan radang otak pada bulan-bulan awal kehidupan dapat meningkatkan risiko speech delay. Masalah pendengaran juga merupakan penyebab utama, di mana gangguan pendengaran dapat membuat anak hanya bisa mendengar dengan volume tertentu, mempengaruhi kemampuan berbicara. 

Tanda Speech Delay

Beberapa tanda speech delay yang perlu dicurigai adalah sulit merespons saat diajak berbicara, jarang meniru perkataan orang lain, kesulitan menyebutkan nama-nama benda di rumah. Anak juga lebih sering menunjukkan gestur tubuh daripada berbicara saat meminta sesuatu, dan menghindari kontak mata dengan lawan bicara. 

Penanganan Medis

Penanganan medis untuk speech delay biasanya melibatkan terapi wicara, namun orang tua juga dapat melakukan beberapa upaya di rumah untuk menstimulasi kemampuan bicara anak, seperti sering mengajak anak berbicara, menanggapi perkataan anak ,dan mengajukan pertanyaan. Selain itu, orang tua juga bisa meminta anak untuk memilih, membantu anak memahami nama benda, membacakan cerita untuk anak, dan membatasi penggunaan gawai. Dengan mengenali penyebab, gejala, dan cara mengatasi speech delay, orang tua dapat lebih proaktif dalam membantu anak mengembangkan kemampuan berbicara mereka.

Pilihan Editor: Untuk Orang Tua, Anak Ingin Mendengar 6 Hal Ini Lebih Sering dari Anda

MICHELLE GABRIELA

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."