Wisata Baru di Solo Raya untuk Temani Liburan Tengah Tahun: Menjajal Sensasi Naik Helikopter

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rezki Alvionitasari

google-image
Helikopter yang disewakan untuk Wisata Heli diparkirkan di De Tjolomadoe, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Sabtu, 8 Juni 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE

Helikopter yang disewakan untuk Wisata Heli diparkirkan di De Tjolomadoe, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Sabtu, 8 Juni 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE

IKLAN

CANTIKA.COM, Solo - Wisata helikopter atau tur wisata memakai helikopter menjadi tren bagi wisatawan yang berkunjung ke Bali. Kini, sensasi wisata udara tersebut juga bisa dinikmati di Kota Solo dan Solo Raya, Jawa Tengah, untuk menemani liburan tengah tahun

Kamar Dagang dan Industri atau Kadin Solo berkolaborasi dengan Sinergi Event meluncurkan Wisata Helikopter atau Wisata Heli di De Tjolomadoe Karanganyar, Jawa Tengah, Sabtu, 8 Juni 2024. 

Operator Wisata Heli dari Sinergi Event Daryono mengemukakan, Wisata Heli ini sudah diinisasi sejak sebelum penyelenggaraan event tahunan Solo Great Sale yang pada tahun ini diadakan Mei. Lokasi titik keberangkatan Wisata Heli dipilih di De Tjolomadoe dengan pertimbangan tempatnya yang memadai atau visibel.

“Potensi wisata dirgantara di Kota Solo banyak. Di Tawangmangu ada Segoro Gunung, di Wonogiri juga ada wisata gantole (paralayang), di Selo juga ada wisata dirgantara. Jadi, kami melengkapi, bagaimana menikmati city tour Solo dengan cara yang beda,” ujar Daryono ketika ditemui wartawan di De Tjolomadoe di sela-sela peluncuran.

Dia mengatakan telah menyusun Wisata Heli bersama dengan Kadin Solo, bebarengan momentum Solo Great Sale 2024. "Harapan kami memang ini sebagai pemacu bagaimana kita memajukan destinasi kita ini,” ucap dia. 

Potensi Wisata Udara Solo

Daryono berharap pengembangan destinasi wisata udara ini tidak hanya berhenti di Solo City Tour tapi bisa dikembangkan jadi paket wisata udara ke daerah lain. Dia mencontohkan dibuatnya paket wisata dengan makan siang di Tawangmangu atau Karangpandan, Karanganyar, hingga menikmati suasana di pegunungan Merapi di Boyolali.

Selain untuk wisata udara, unit helikopter juga bisa dipergunakan untuk jasa angkut wisatawan atau penumpang dari Kota Solo ke kota lain, misalnya ke Yogyakarta, Semarang, atau Madiun.

“Dengan semangat aglomerasi yang digaungkan Kadin Solo, tourism itu kan borderless tidak mengenal batas-batas teritorial, jadi kami mulai dari sini. Ke depan kita tidak hanya bicara kota Solo tetapi mendukung perkembangan Soloraya,” tuturnya. 

Tarif Wisata Heli

Wisata Heli itu dalam tahap percobaan atau trial dalam sebulan ke depan. Rute Wisata Heli mulai dari De Tjolomadoe kembali ke De Tjolomadoe. Jam operasi Wisata Heli mulai jam 8 pagi hingga sebelum matahari tenggelam.

“Tarif Rp 2,5 juta per orang sekali naik dengan durasi 13 menit keliling di udara di atas kota Solo sekitarnya,” kata Daryono.

Dia menyebutkan helikopter menggunakan jenis Bell 206 dengan kapasitas penumpang 4-5 penumpang. Bell 206 adalah keluarga dari helikopter dua-berbilah, tunggal atau bermesin ganda, diproduksi oleh Bell Helicopter di perusahaan Mirabel, Quebec, Kanada.

"Wisata Helikopter ini kami jamin aman, ada asuransi, dan diterbangkan oleh pilot yang sudah berpengalaman dengan jam terbang tinggi," tutur dia. 

Dia menambahkan pihaknya membuka peluang bagi pihak-pihak lain yang ingin menjadi operator Wisata Heli. 

“Harapan kami bagaimana Solo ini tidak berhenti untuk mempromosikan destinasi lewat berbagai macam cara. Kalau transportasi darat sudah, nah ini lewat transportasi udara,” pungkasnya.

Bagi Sahabat Cantika yang tertarik mencoba Wisata Heli minimal untuk mengisi liburan tengah tahun, bisa melakukan pemesanan ke Sinergi Event di 087833292000.

Pilihan Editor: 4 Hal yang Perlu Dilakukan saat Jadwal Penerbangan Pesawat Delay atau Dibatalkan

SEPTHIA RYANTHIE | MILA NOVITA

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."