Cegah Kanker Sejak Dini dengan Mengatur Warna Makanan di Piring

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rezki Alvionitasari

google-image
Buah dan sayur tak hanya kaya akan vitamin. Makanan sehat ini juga memiliki kandungan protein yang diperlukan tubuh.

Buah dan sayur tak hanya kaya akan vitamin. Makanan sehat ini juga memiliki kandungan protein yang diperlukan tubuh.

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Penyakit kanker menjadi penyebab kematian nomor dua di dunia dengan jumlah 9,6 juta kematian per tahun. Data Kementerian Kesehatan tahun 2022 menunjukkan angka kejadian penyakit kanker di Indonesia sebesar 136 orang per 100.000 penduduk. Angka ini pun menempati urutan ke-8 di Asia Tenggara.

Salah satu cara untuk mencegah terjadinya penyakit kanker adalah dengan memperhatikan asupan harian dan memilih sumber makanan yang sehat.

Sumber makanan yang terbaik adalah makanan yang berasal dari alam. FHA Food & Beverage mengartikan bahwa makanan alami dapat digambarkan sebagai makanan yang sedekat mungkin dengan kondisi aslinya, melewati proses pemasakan seminimal mungkin, tanpa bahan tambahan buatan, dan sering kali dalam bentuk utuh. 

Menurut Rogal Cancer Center, pusat studi kanker pada University of Michigan Health di Amerika, menyajikan makanan dengan beberapa warna yang berasal dari sayur dan buah menandakan nutrisi berharga yang dapat membantu melawan kanker. 

Berikut contoh jenis makanan berwarna beserta manfaatnya dalam tubuh kita:

1. Merah

Buah dan sayur berwarna merah yaitu tomat, semangka, jeruk bali merah muda, jambu biji, pepaya, dan cranberry.

Makanan ini mengandung likopen, merupakan antioksidan yang dapat membantu melindungi terhadap kanker prostat, lambung dan paru-paru.

Zat inilah yang membuat beberapa buah dan sayuran berwarna merah. Makanan yang tinggi likopen dikaitkan dengan penurunan risiko kanker dan penyakit kardiovaskuler. 

2. Oranye

Makanan berwarna oranye atau jingga seperti wortel, mangga, melon, labu musim dingin, ubi jalar, labu kuning, dan aprikot.

Makanan berwarna oranye mengandung beta-cryptoxanthin, beta-karoten, dan alfa-karoten, nutrisi yang dapat diubah menjadi vitamin A.

Beta-karoten dalam beberapa buah dan sayuran berwarna oranye juga mungkin berperan dalam mengurangi risiko penyakit paru-paru, kerongkongan, dan kanker perut.

3. Coklat

Makanan berwarna coklat contohnya kacang-kacangan dan lentil.

Lentil dan kacang-kacangan mempunyai peran besar dalam mencegah penyakit jantung karena mengandung folat. Juga vitamin B yang melawan homosistein yaitu asam amino yang mendorong terjadinya pembekuan darah.

4. Hijau

Sayuran hijau banyak dikenal, seperti brokoli, kubis, pokcoy, dan bayam.

Sayuran kucifer, seperti brokoli dan kubis, kaya akan isothiocyanates dan indoles, dua fitokimia yang memiliki sifat antikanker. Sayuran berdaun hijau juga dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit jantung.

Sayuran hijau adalah sumber nutrisi. Dedaunan ini juga kaya akan asam folat, vitamin K, karotenoid, dan asam lemak omega-3.

5. Ungu

Makanan berwarna ungu yakni blueberry, terong, blackberry, plum, delima, bit, dan kol ungu.

Buah dan sayuran berwarna ungu dan biru mendapatkan warnanya dari zat antosianin, yaitu sebuah zat antioksidan. Sifat anti peradangan dalam zat antosianin mungkin bermanfaat untuk menurunkan risiko kanker dan penyakit jantung, sekaligus mengurangi efek nyeri akibat radang pada persendian.

Dikutip dari laman uchealth.org, sebaiknya ada minimal 4 warna makanan yang terdapat dalam piring kita. Caranya dengan menggabungkan berbagai buah-buahan berwarna, sayuran, dan kacang-kacangan sebagai konsumsi harian kita.

Dengan memperhatikan asupan nutrisi dengan jumlah yang tepat diharapkan dapat menurunkan angka kematian akibat penyakit kanker dan penyakit metabolik lainnya. Selamat mencoba!

Pilihan Editor: 4 Gejala Kanker Ginjal yang Perlu Diwaspadai

SAHABAT CANTIKA

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."