Arab Saudi Catat Sejarah dengan Ikut Fashion Show yang Tampilkan Baju Renang

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Arab Saudi membuat sejarah dengan peragaan busana baju renang pertama dalam gerakan inovatif di Red Sea Fashion Show/Foto: Instagram/Daktilo Haber

Arab Saudi membuat sejarah dengan peragaan busana baju renang pertama dalam gerakan inovatif di Red Sea Fashion Show/Foto: Instagram/Daktilo Haber

IKLAN

CANTIKA.COM, JakartaArab Saudi menandai tonggak sejarah dengan peragaan busana baju renang pertamanya, sebuah acara terobosan di negara yang terkenal dengan aturan berpakaian konservatifnya. Arab Saudi mengadakan fashion show pertamanya yang menampilkan model baju renang pada Jumat, 17 Mei 2024 dalam gelaran Red Sea Fashion Week. 

Event tersebut menjadi sebuah langkah besar di negara yang kurang dari satu dekade lalu perempuan diharuskan mengenakan jubah abaya yang menutupi tubuh. Pertunjukan di tepi kolam renang yang menampilkan karya desainer Maroko Yasmina Qanzal sebagian besar menampilkan setelan baju renang one-piece dalam nuansa merah, krem, dan biru. 

Sebagian besar model memperlihatkan bahunya dan beberapa bagian perutnya terlihat sebagian. “Memang benar negara ini sangat konservatif namun kami mencoba menampilkan pakaian renang elegan yang mewakili dunia Arab,” kata Qanzal kepada AFP.

“Ketika kami datang ke sini, kami memahami bahwa peragaan busana baju renang di Arab Saudi adalah momen bersejarah, karena ini adalah pertama kalinya kami mengadakan acara seperti itu,” katanya, seraya menambahkan bahwa merupakan “suatu kehormatan” untuk terlibat. 

Fashion show tersebut berlangsung pada hari kedua Red Sea Fashion Week di St Regis Red Sea Resort, yang terletak di lepas pantai barat Arab Saudi. Resor ini merupakan bagian dari Red Sea Global, salah satu proyek raksasa yang merupakan jantung dari program reformasi sosial dan ekonomi Visi 2030 Arab Saudi yang diawasi oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Pangeran Mohammed, yang menjadi pewaris takhta pertama pada tahun 2017, telah memulai serangkaian reformasi sosial yang dramatis dalam upaya untuk melunakkan citra Arab Saudi yang keras karena secara historis memperjuangkan bentuk Islam murni yang dikenal sebagai Wahhabisme. Perubahan-perubahan tersebut termasuk mengesampingkan polisi agama yang biasa mengusir laki-laki keluar dari mal untuk beribadah, memperkenalkan kembali bioskop dan menyelenggarakan festival musik campuran.

Hal ini terjadi bersamaan dengan meningkatnya represi yang menargetkan perbedaan pendapat, termasuk dari ulama konservatif yang mungkin memprotes tindakan tersebut. Shouq Mohammed, seorang fashion influencer asal Suriah yang menghadiri peragaan busana mengatakan hal ini tidak mengherankan mengingat upaya Arab Saudi untuk membuka diri terhadap dunia dan mengembangkan sektor fashion dan pariwisata.

Industri fashion pada tahun 2022 menyumbang $12,5 miliar atau Rp199 triliun atau 1,4 persen PDB nasional, dan mempekerjakan 230.000 orang, menurut laporan yang diterbitkan tahun lalu oleh Komisi Mode Saudi. "Ini pertama kalinya ada peragaan busana baju renang di Arab Saudi, tapi kenapa tidak? Serius kenapa tidak?" kata Muhammad. 

“Itu mungkin dan kami memilikinya di sini.” Raphael Simacourbe, seorang influencer Perancis yang juga hadir mengatakan tidak ada hal yang bersifat berlebihan di matanya, tetapi dalam konteks Saudi, hal tersebut merupakan pencapaian besar. “Berani sekali mereka melakukan hal itu hari ini, makanya saya sangat senang bisa menjadi bagiannya,” ucapnya.

Pilihan Editor: Potret Rumy Alqahtani, Perwakilan Miss Universe Pertama dari Arab Saudi

HINDUSTAN TIMES 

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."