Sabun Cair atau Sabun Batang, Mana Lebih Baik untuk Perawatan Kulit?

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi mandi. Freepik.com

Ilustrasi mandi. Freepik.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Rutinitas perawatan tubuh tidak lengkap tanpa pembersih yang sempurna. Dan saat membersihkan tubuh, ada dua pilihan produk paling populer, yaitu sabun cair atau sabun batang. Kedua produk tersebut membantu menyegarkan dan meremajakan kulit, namun masing-masing format memiliki pro dan kontra. Untuk membantu lebih memahami perbedaan dan persamaan sabun cair dan sabun batang, yuk simak paparan dokter kulit dan ahli kimia kosmetik.

Perbedaan Sabun Cair atau Sabun Batang

Sabun cair dan sabun batang terdiri dari bahan pembersih, dan kedua produk tersebut bertujuan untuk mengangkat kotoran dan minyak pada kulit. Namun formulasi dan proses pembuatannya masing-masing berbeda.

“Sabun batang mengalami proses kaustik yang melibatkan pemanasan minyak dan lilin serta penambahan alkali,” kata Gabrielle Nekrasas, ahli kimia kosmetik dan pendiri serta CEO Nanuvo Labs dikutip dari Byrdie. "Kemudian, campuran tersebut diawetkan selama enam hingga delapan minggu, menguapkan bahan kimianya," ucapnya.

Sementara itu, sabun cair tidak memerlukan proses pembuatan yang sama dan umumnya dianggap lebih lembut dan tidak mudah terkelupas seperti sabun batangan.

“Sabun cair juga mengandung air, jadi tidak terlalu pekat seperti produknya,” kata Hayley Goldbach, dokter kulit bersertifikat dan ahli bedah dermatologi di Providence, Rhode Island.

Sabun cair juga ideal untuk menargetkan jenis dan kondisi kulit tertentu. Misalnya, Nekarasas menambahkan bahwa minyak, ekstrak, bahan pelembap, penjernih, atau pengelupas kulit dapat dengan mudah ditambahkan ke sabun mandi untuk mengatasi masalah kulit tertentu.

Kelebihan dan Kekurangan Sabun Batang

Salah satu nilai jual terbesar sabun batang adalah formulanya yang tidak mengandung air. Karena sabun batang tidak mengandung air, kecil kemungkinannya untuk membiakkan bakteri (kecuali jika tidak disimpan dengan benar di dalam air). Dan oleh karena itu, sedikit atau tidak ada bahan pengawet yang diperlukan dalam formulanya.

Kelebihan lainnya? Sabun batang membutuhkan kemasan yang lebih sedikit. Simpan untuk selongsong kertas atau kotak karton; tidak diperlukan kemasan atau plastik yang besar dan kuat untuk sabun batangan. Ini menjadikannya pilihan yang lebih ramah lingkungan dan juga mudah disimpan.

Di sisi lain, salah satu kekurangan sabun batang adalah pH-nya lebih tinggi. Nekrasas mengatakan sabun batang memiliki pH antara sembilan dan sepuluh, yang tidak dapat diturunkan karena diperlukan beberapa langkah untuk memformulasikannya.

Membersihkan tubuh dengan sabun batang yang memiliki pH lebih tinggi dari kulit dapat menyebabkan kekeringan pada sebagian orang, terutama mereka yang memiliki kulit sensitif, catat Goldbach. Namun, penting untuk dicatat bahwa banyak produk sabun batang saat ini mengandung minyak dan pelembab untuk mengatasi hal ini.

Selain itu, banyak sabun batan yang terkenal meninggalkan residu. “Sabun tubuh diketahui menimbulkan kelangsingan atau residu pada kulit dan pancuran yang menurut sebagian orang tidak menyenangkan,” kata dokter Goldbach.

Kelebihan dan Kekurangan Sabun Cair

Seringkali sabun cair diformulasikan dengan bahan-bahan yang lembut, menenangkan, dan menghidrasi. Bahkan ada yang mengandung emolien dan ceramide untuk membuat kulit terasa lembut tanpa mengganggu lapisan pelindung atau minyak alami kulit. “Bahan lain dapat ditambahkan ke sabun mandi untuk meningkatkan kesehatan kulit,” ucap dokter Goldbach.

Dibandingkan sabun batang, sabun cair sedikit lebih higienis karena dikemas dalam tabung atau botol. Hal ini memastikan formula tidak bersentuhan dengan air atau unsur lain dan berpotensi menumbuhkan bakteri.

Tidak seperti sabun batang, pH sabun cair juga dapat disesuaikan selama formulasi dan pembuatan. Tingkat pH sabun cair seringkali mendekati pH kulit, itulah sebabnya dokter Goldbach mengatakan sabun cair bermanfaat bagi pemilik kulit sangat kering.

Salah satu kelemahan sabun cair adalah tidak ada jalan lain selain menggunakan kemasan plastik. Meskipun banyak merek menggunakan kemasan daur ulang (atau menjadikan kemasannya dapat didaur ulang), namun tetap saja menambah limbah terhadap lingkungan.

Perbedaan lainnya adalah sabun cair memerlukan bahan pengawet untuk mencegah tumbuhnya jamur, yang menurut Goldbach mungkin membuatnya kurang ideal jika Anda mencari produk yang lebih "bersih".

Di halaman selanjutnya, penggunaan sabun cair atau sabun batang beserta bahan yang harus ada dan dihindari.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."