Profil CEO Apple Tim Cook, Akan ke Indonesia Bertemu Presiden Jokowi

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rezki Alvionitasari

google-image
CEO Apple Tim Cook berpose dengan MacBook Pro 2021 yang baru saja diluncurkan di Apple Park di Cupertino, California, AS, 18 Oktober 2021. Dua model baru Macbook Pro ini hadir dengan lebih banyak port. Ada tiga USB-C Thunderbolt 4, port HDMI, slot kartu SDXC. Apple Inc/Handout via REUTERS

CEO Apple Tim Cook berpose dengan MacBook Pro 2021 yang baru saja diluncurkan di Apple Park di Cupertino, California, AS, 18 Oktober 2021. Dua model baru Macbook Pro ini hadir dengan lebih banyak port. Ada tiga USB-C Thunderbolt 4, port HDMI, slot kartu SDXC. Apple Inc/Handout via REUTERS

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menyampaikan perihal rencana kedatangan CEO Apple Tim Cook ke Indonesia, Rabu, 17 April 2024. Budi Arie mengatakan bahwa selama mengunjungi Indonesia bos Apple itu dijadwalkan bertemu dengan Presiden Jokowi.

Cook ke Indonesia salah satunya akan membahas peluang Apple melakukan investasi di sini. "Akan diumumkan, akan melakukan investasi.. Yang pasti semua perusahaan-perusahaan besar dari Amerika Serikat dan seluruh negara di dunia akan investasi yang signifikan di Indonesia. Nanti, tunggu, besok ada kejutan," kata Budi Arie, di Jakarta, Selasa, 16 April 2024, seperti dikutip dari Antara.

Budi Arie sebelumnya mengemukakan bahwa rencana kunjungan Tim Cook ke Indonesia pada April merupakan bukti bahwa potensi sektor digital Indonesia menarik.

Dalam kunjungannya ke Indonesia, menurut dia, bos Apple antara lain akan membahas pengembangan talenta digital melalui Apple Academy, yang sudah dijalankan di Kabupaten Tangerang dan Kota Batam serta diharapkan dapat diperluas ke daerah lain.

Kendati demikian, ia mengemukakan, tidak tertutup kemungkinan ada pembahasan mengenai rencana pembangunan pabrik gawai Apple.

"Kemungkinan-kemungkinan itu kan semua ada, kita tinggal lihat approach-nya gimana. Karena pengguna produk Apple di Indonesia juga kan banyak sekali," katanya pada 25 Maret 2024.

Selain Tim Cook, CEO Microsoft Satya Nadella juga dikabarkan akan mengunjungi Indonesia. Menurut Budi Arie, Nadella akan datang ke Indonesia pada 30 April 2024.

Profil Tim Cook

Tim Cook yang nama aslinya Timothy Donald Cook, lahir 1 November 1960.  Ia menjadi CEO setelah Steve Jobs mundur dari jabatan itu pada 24 Agustus 2011 karena sakit dan kemudian meninggal pada 5 Oktober tahun itu.

Cook sebelumnya menjabat sebagai chief operating officer perusahaan di bawah salah satu pendiri Steve Jobs. Ia bergabung dengan Apple pada bulan Maret 1998 sebagai wakil presiden senior untuk operasi di seluruh dunia, dan kemudian sebagai wakil presiden eksekutif untuk penjualan dan operasi di seluruh dunia.

Selama masa jabatannya sebagai CEO, ia telah mengadvokasi reformasi politik pengawasan internasional dan domestik, keamanan siber, manufaktur Amerika, dan pelestarian lingkungan.

Sejak 2011 ketika ia mengambil alih Apple, hingga tahun 2020, Cook menggandakan pendapatan dan laba perusahaan, dan nilai pasar perusahaan meningkat dari $348 miliar menjadi $1,9 triliun

Di luar Apple, Cook terlibat dalam kegiatan filantropi. Pada Maret 2015 dia mengatakan akan menyumbangkan kekayaannya untuk amal. Pada 2014, Cook menjadi kepala eksekutif pertama perusahaan Fortune 500 yang secara terbuka menyatakan diri sebagai gay.

Cook memperoleh gelar Bachelor of Science dengan jurusan teknik industri dari Auburn University pada tahun 1982 dan gelar Master of Business Administration dari Duke University pada tahun 1988. Setelah lulus dari Auburn University, ia bekerja di sejumlah perusahaan komputer dan teknologi mulai dari IBM, Intelligent Electronics, Compaq, sebelum bergabung dengan Apple.

Pilihan Editor: Membaca, Hal Pertama yang Dilakukan CEO Google Sundar Pichai di Pagi Hari

TEMPO | ANTARA

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."