Infeksi Saluran Kemih Rentan Terjadi pada Wanita, Waspada Komplikasinya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi menahan pipis atau kencing. Shape.com

Ilustrasi menahan pipis atau kencing. Shape.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Demi mengejar target untuk sampai tujuan, banyak orang yang memilih untuk menahan buang air kecil. Hati-hati bagi Anda yang sering menahan buang air kecil atau malas minum air putih, penyakit infeksi saluran kemih (ISK)mengintai. Dokter Spesialis Urologi RS Pondok Indah Ima Nastiti Setyaningsih mengatakan para wanita harus lebih waspada terhadap penyakit ini. "Karena penyakit ini lebih sering diderita oleh kaum wanita," kata Ima dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada awal April 2024.

Menurut data National Kidney and Urologic Diseases Information Clearinghouse (NKUDIC) 2018, ISK adalah infeksi kedua terbanyak yang dialami masyarakat di Indonesia, setelah infeksi saluran pernapasan. Jumlahnya mencapai 8,3 juta per tahun.

Pengobatan Infeksi Saluran Kemih

Apabila Anda mengalami gejala-gejala Infeksi Saluran Kemih, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter, khususnya dokter spesialis bedah urologi. "Anda akan menjalani pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis. Dengan diagnosis yang tepat dapat diberikan terapi yang tepat pula," kata Ima.

Di era yang serba mudah seperti sekarang ini, tidak sedikit masyarakat yang datang ke apotek langsung jika mengalami suatu keluhan penyakit. Tidak jarang pihak apotek memberikan obat-obatan bahkan jenis antibiotika untuk mengatasi keluhan tersebut. "Perilaku seperti ini dapat membahayakan dan dapat menyebabkan terjadinya resistensi obat-obatan antibiotika. Maka itu, begitu mengalami gejala, segeralah berobat ke dokter," kata Ima.

Komplikasi Infeksi Saluran Kemih

Jika diatasi dengan baik, ISK jarang menyebabkan komplikasi. Namun, apabila tidak diobati, ada beberapa komplikasi yang akan dialami pasien infeksi Saluran kemih. 

1. ISK berulang, yang terjadi dua kali atau lebih dalam 6 bulan
2. Gangguan fungsi ginjal permanen, karena infeksi yang tidak diobati
3. ISK pada ibu hamil, risiko melahirkan bayi berat lahir rendah atau prematur
4. Penyempitan uretra, sehingga terjadi penurunan pancaran urine
5. epsis, komplikasi yang mengancam nyawa jika infeksi naik ke ginjal

Cara Mencegah Infeksi Saluran Kemih

Ada cara mencegah infeksi saluran kemih para masyarakat, khususnya wanita. Apa saja? 

1. Minum banyak air putih, minimal 2 liter sehari. Perjalanan mudik yang panjang umumnya menyebabkan kita lupa mencukupi cairan tubuh. Pastikan untuk tetap terhidrasi, meski terkadang tidak merasa haus

2. Tidak menunda buang air kecil terlalu lama. Meski dalam perjalanan, sempatkanlah beristirahat terlebih dahulu untuk sekadar melakukan peregangan dan buang air kecil

3. Membasuh kemaluan dari arah depan ke belakang setelah buang air kecil atau buang air besar untuk mencegah bakteri dari area anus menyebar ke vagina dan uretra

4. Minum segelas air putih setelah berhubungan seksual, lalu kosongkan kandung kemih untuk membantu menghalau bakteri saat buang air kecil

5. Hindari pemakaian produk yang berpotensi menyebabkan iritasi di daerah kemaluan seperti bedak, deodoran spray, dan lain-lain

6. Ganti kontrasepsi diafragma dengan jenis kontrasepsi lain

Idul Fitri tentu menjadi momen yang sangat dinantikan. Jangan sampai sukacita bertemu dengan keluarga di kampung halaman jadi terganggu akibat infeksi saluran kemih. "Ayo, lakukan kebiasaan-kebiasaan yang baik untuk mencegah infeksi saluran kemih. Apabila mengalami gejala ISK, segera konsultasikan pada dokter spesialis bedah urologi untuk mendapatkan penanganan yang tepat," kata Ima. 

Pilihan Editor: Waspada Penyakit Infeksi Saluran Kemih pada Wanita Saat Mudik, Ini 4 Faktornya

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."