Cegah Penularan, Pasien Tuberkulosis Perlu Disiplin di Lingkungan Kerja

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Peneliti tuberkulosis dan akademisi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr. Ahmad Fuady M.Sc PhD mengatakan pekerja yang mengalami tuberkulosis atau TBC perlu menerapkan kedisiplinan agar tidak menularkan rekan kerja di kantor seperti memakai masker dan ruangan kerja dengan ventilasi baik.

"Pertama pakai masker, kedua ruangannya punya ventilasi yang baik jangan di ruang tertutup, kalau setelah dua minggu nggak ada kuman TBC yang kelihatan, sebenarnya aman untuk dia bersosialisasi dengan yang lain," katanya dalam konferensi pers Hari Tuberkulosis bersama Stop TB Partnership Indonesia (STPI) di Jakarta, Senin 25 Maret 2024.

Ahmad mengatakan jika pasien TBC sensitif obat menjalani pengobatan teratur, maka dalam 2 minggu sudah bisa terlihat hasil baiknya karena gejalanya turun.

Pemeriksaan dahak juga bisa dilakukan dalam dua minggu pengobatan, namun pasien harus tetap memakai masker saat berinteraksi dengan orang lain.

Advokasi kepada perusahaan juga perlu dilakukan untuk memberi edukasi bahwa TBC bisa disembuhkan meskipun termasuk penyakit menular. "Yang sulit adalah rekan kerja nggak mau kerja bareng lagi, pimpinan menyuruh pindah tempat lain, ini yang harus di advokasi ke perusahaan supaya mereka ngerti TBC penyakit menular tapi bisa disembuhkan bahkan dalam 2 minggu," katanya.

Indikator kesembuhan pasien tuberkulosis adalah jika tidak ada lagi kuman di dahak dan jaringan paru. Kuman tersebut bisa hilang atau pindah tempat dan terperangkap di organ lain, yang jika daya tahan tubuh menurun, bisa terjadi kekambuhan.

Sementara itu, Ahmad mengatakan pengobatan TBC ditanggung BPJS selama 2 bulan. Selain itu juga ada pengobatan yang mengonsumsi obat selama 6 bulan, namun jika tidak disiplin dan berhenti di tengah pengobatan risiko kambuhnya akan lebih besar.

Jika memiliki faktor risiko seperti diabetes, HIV Aids, malnutrisi dan kegemukan, bisa dilakukan pengecekan medis karena bisa berisiko terkena TBC. "Orang kurus nggak TBC tapi kurus karena nutrisinya jelek, kalau kegemukan juga harus periksa karena nggak a bagus itu juga bisa berisiko," kata Ahmad.

Pilihan Editor: Ketahui Gejala TBC, Batuk Berdahak selama 2 Pekan Salah Satunya

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."