Tantangan Orang Tua Dampingi Anak dengan Kanker, dari Fisik hingga Emosional

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi orang tua dan anak pelukan (Pixabay.com)

Ilustrasi orang tua dan anak pelukan (Pixabay.com)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Berdasarkan data dari laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahunnya diperkirakan 400.000 anak berusia 0-19 tahun mengidap kanker atau anak dengan kanker. Tidak hanya satu jenis kanker yang paling banyak menyerang anak-anak, yaitu leukimia, kanker otak, limfoma, dan tumor solid seperti neuroblastoma atau tumor wilms.

PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe)  melalui anak usahanya, PT Global Onkolab Farma (GOF), turut memperingati Hari Kanker Sedunia atau World Cancer Day 2024. Tahun ini, Kalbe mengajak anak pejuang kanker mengikuti kegiatan melukis bersama untuk menghasilkan karya yang selanjutnya dapat dinikmati langsung oleh masing-masing anak.

“Perayaan ini merupakan bentuk nyata kepedulian Kalbe terhadap penyakit kanker anak dan orang tua yang memiliki anak pejuang kanker. Apalagi orang tua dari anak pejuang kanker mengalami berbagai situasi, seperti tantangan menjaga kesehatan fisik, mental, finansial, maupun mereka dalam menjaga anak pejuang kanker,” ujar Group Marketing Head PT Global Onkolab Farma, Yoppy Hadi Soeyanto melalui siaran pers kepada CANTIKA, Minggu, 25 Februari 2024. 

Psikolog, Irma Gustiana mengatakan orang tua yang memiliki lebih dari satu anak, dengan satu anak didiagnosis kanker, tentunya cenderung memberikan perhatian dan waktu lebih kepada anak yang sakit. Tak jarang sibling atau saudaranya sering terabaikan yang akan memengaruhi kehidupan sibling, baik fisik maupun mental. 

Irma menjelasakan bahwa mengurus dan membesarkan anak merupakan tantangan tersendiri untuk orangtua, apalagi jika memiliki anak yang berjuang melawan kanker. Orang tua harus memahami bagaimana cara tepat menghadapi anak yang didiagnosis kanker . Umumnya, anak pejuang kanker merasa ketakutan terhadap penyakit dan prosedur pengobatan yang melelahkan.

"Tak hanya itu, lamanya pengobatan kanker dan efek samping dari obat kanker dapat
menyebabkan trauma dan tekanan pada anak. Setiap respons dari masing-masing kondisi pun menimbulkan reaksi yang berbeda-beda. Hal ini tergantung pada sifat, kepribadian, usia, sikap sosial, dan hubungan antara anak dan orang tua. Reaksi yang biasanya muncul meliputi rasa khawatir, minder, tidak aman, dan kekhawatiran akan masa depan," tutur Pendiri, Psikolog, dan Self Growth & Parenting Coach Klinik Psikologi Ruangtumbuh.

Tantangan tambahan bagi orangtua dalam proses parenting adalah ketika harus membesarkan anak yang berjuang, sembari membesarkan anak lain atau saudara (sibling) yang sama-sama membutuhkan perhatian dari orangtua. Anak yang memiliki saudara pejuang kanker sangat rentan untuk mengalami perubahan emosi, psikologi, dan perkembangan sosial. Saudara dari anak pejuang kanker juga sering kali kurang mendapatkan perhatian, baik dari keluarga maupun tenaga kesehatan,” tambah Irma.

Respons seorang sudara kadang-kadang tak sama. Beberapa merespons positif dengan lebih perhatian, penuh kasih sayang, dan empati kepada saudaranya yang sakit. Hal ini disampaikan oleh Bungsu Ramadhina, survivor kanker berusia 19 tahun yang terdiagnosis Leukemia Limfoblastik Akut (ALL) pada April 2012 dan dinyatakan remisi pada Agustus 2014.

“Saat aku sakit, Kakakku lebih perhatian bahkan sampai sekarang. Kakakku juga yang
mengenalkanku ke dunia dance, terutama K-Pop dan J-Pop. Aku bisa berjuang sejauh ini dan menjadi dancer karena support Kakakku juga,” tambah pelajar sekaligus dancer Invasion Dance Crew (KPOP Dance & Sing Cover Community) itu.

Cerita dari pengalaman Bungsu diharapkan dapat menjadi penyemangat untuk pejuang kanker anak dan orangtua pasien kanker anak. Hal ini selaras dengan topik talk show yaitu, “The Importance of Fair Parenting” yang dibahas pada perayaan World Cancer Day tahun 2024. Topik tersebut diharapkan dapat mengedukasi para orangt ua yang mengalami dilema ketika membesarkan anak dengan tantangan yang berbeda.

“Acara ini sebagai wadah komunikasi dari para orangtua dengan kebutuhan yang sama untuk sama-sama berdiskusi sembari belajar kembali terkait dengan parenting. Acara ini sangat baik untuk dilakukan secara rutin karena proses parenting merupakan never ending learning bagi orang tua,” ucap Brand Ambassador Nutrican Xential, Shahnaz Haque.

Nutrican Xential merupakan produk nutrisi yang memiliki komposisi nutrisi yang diformulasikan untuk memenuhi kebutuhan gizi pejuang kanker anak. Nutrican memiliki kandungan penting seperti tinggi Kalori, tinggi protein, 13 Vitamin dan 8 Mineral, sumber serat FOS, Omega 3, serta rendah Laktosa.

Saat ini Nutrican Xential hadir dengan rasa vanilla. Nutrican Xential dapat dikonsumsi sebagai pelengkap maupun pengganti makan sebelum, selama, maupun sesudah menjalani terapi kanker anak. Selain pejuang kanker anak, Nutrican Xential juga dapat dikonsumsi oleh anak sehat, terutama yang memerlukan tambahan nutrisi yakni protein yang diperlukan dalam proses pertumbuhan.

Setiap tahunnya, Kalbe rutin mengadakan kegiatan peringatan Hari Kanker Sedunia. Perayaan World Cancer Day 2024 berfokus pada kanker anak dengan tema Through Your Hand: Finding Good in Bad. Sekitar 75 peserta dari Jabodetabek hadir, baik pasien kanker anak maupun orang tua. Selain kegiatan melukis, Kalbe juga mengadakan edukasi kesehatan dan sharing session survivor kanker anak dengan konsep talk show, untuk orangtua dari anak pejuang kanker.

Pilihan editor: Perlu Perawatan dan Pendampingan Khusus untuk Tangani Anak dengan Kanker

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."