Tak Hanya Bikin Rileks, Dengar Kata-kata Menenangkan saat Tidur Baik untuk Kesehatan Jantung

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi tidur siang. Pexels/Ketut Subiyanto

Ilustrasi tidur siang. Pexels/Ketut Subiyanto

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta -  Studi menunjukkan bahwa tubuh bereaksi terhadap dunia luar saat tidur, termasuk kata-kata yang membuat rilels baik untuk kesehatan jantung karena dapat memperlambat aktivitas jantung. Para peneliti dari GIGA – Pusat Penelitian Cyclotron di Universitas Liege menemukan bahwa tubuh bereaksi terhadap dunia luar saat tidur, yang menjelaskan bagaimana masukan sensorik dapat mengubah kualitas tidur.

Para peneliti di ULiege telah berkolaborasi dengan Universitas Fribourg di Swiss untuk menyelidiki apakah tubuh benar-benar terputus dari dunia luar saat tidur. Untuk melakukan hal ini, mereka fokus pada bagaimana detak jantung berubah ketika kita mendengar kata-kata berbeda saat tidur

Mereka menemukan bahwa kata-kata yang menenangkan memperlambat aktivitas jantung sebagai cerminan dari tidur yang lebih nyenyak dan dibandingkan dengan kata-kata netral yang tidak memiliki efek memperlambat. Penemuan ini dipresentasikan dalam Journal of Sleep Research dan memberikan pencerahan baru tentang interaksi otak-jantung selama tidur.

Matthieu Koroma (Dana untuk Penelitian Ilmiah - peneliti pascadoktoral FNRS), Christina Schmidt dan Athena Demertzi (keduanya Dana untuk Penelitian Ilmiah - FNRS Research Associate) dari GIGA Cyclotron Research Center di ULiege bekerja sama dengan rekan-rekan dari Universitas Fribourg untuk memimpin penelitian sebelumnya menganalisis data otak (electroencephalogram) yang menunjukkan bahwa kata-kata yang menenangkan meningkatkan durasi tidur nyenyak dan kualitas tidur, menunjukkan bahwa kita dapat memengaruhi tidur secara positif dengan menggunakan kata-kata yang bermakna. 

Pada saat itu, penulis berhipotesis bahwa otak juga masih mampu menafsirkan informasi sensorik sedemikian rupa sehingga membuat tubuh kita lebih rileks setelah mendengar kata-kata menenangkan saat tidur. Dalam studi baru ini, penulis berkesempatan menganalisis aktivitas jantung (elektrokardiogram) untuk menguji hipotesis ini dan menemukan bahwa jantung memperlambat aktivitasnya hanya setelah penyajian kata-kata yang menenangkan, tetapi tidak mengontrol.

Penanda aktivitas jantung dan otak kemudian dibandingkan untuk menguraikan seberapa besar kontribusinya terhadap modulasi tidur melalui informasi pendengaran. Aktivitas jantung memang telah diusulkan untuk berkontribusi langsung terhadap cara kita memandang dunia, namun bukti tersebut sejauh ini diperoleh dalam kondisi terjaga. Dengan hasil ini, para peneliti ULiege menunjukkan bahwa hal tersebut juga berlaku dalam tidur, menawarkan perspektif baru tentang peran penting reaksi tubuh di luar data otak untuk pemahaman kita tentang tidur.

“Sebagian besar penelitian tentang tidur berfokus pada otak dan jarang menyelidiki aktivitas tubuh”, kata Dr. Schmidt.

“Kami tetap berhipotesis bahwa otak dan tubuh terhubung bahkan ketika kita tidak dapat berkomunikasi sepenuhnya, termasuk saat tidur. Informasi otak dan tubuh perlu diperhitungkan untuk pemahaman penuh tentang cara kita berpikir dan bereaksi terhadap lingkungan kita”, jelasnya. Dr.Demertzi.

“Kami membagikan secara bebas metodologi kami mengikuti prinsip-prinsip Open Science dengan harapan bahwa alat yang membantu penemuan ini akan menginspirasi peneliti lain untuk mempelajari peran jantung dalam fungsi tidur lainnya," kata Dr.Koroma

Karya ini menawarkan pendekatan yang lebih komprehensif tentang modulasi fungsi tidur oleh informasi sensorik. Dengan melihat respons jantung terhadap suara, kita dapat, misalnya, mempelajari di masa depan peran tubuh dalam cara suara memengaruhi proses emosional dalam ingatan selama tidur.

Pilihan Editor: 4 Makanan yang Perlu Dikonsumsi Wanita untuk Kesehatan Jantung

HINDUSTAN TIMES

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."