Untuk Orang Tua, Simak 7 Tanda Red Flag dalam Mengasuh Anak

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi orangtua pusing dengan anak. Shutterstock

Ilustrasi orangtua pusing dengan anak. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Mengasuh anak adalah perjalanan yang sangat bermanfaat namun menantang yang membutuhkan refleksi dan pertumbuhan diri yang konstan. Meskipun tidak ada orang tua yang sempurna, perilaku atau pendekatan tertentu dapat berdampak negatif pada kesejahteraan dan perkembangan anak. Penting bagi orang tua untuk menyadari sejumlah tanda bahaya atau red flag dalam mengasuh anak seperti berikut ini.

1. Kontrol berlebihan

Orang tua yang menunjukkan kontrol yang berlebihan sering kali mengatur secara mikro setiap aspek kehidupan anak mereka, mulai dari akademik, kegiatan ekstrakurikuler, hingga interaksi sosial. Perilaku ini dapat menghambat kemandirian, otonomi, dan keterampilan pengambilan keputusan anak, sehingga menimbulkan perasaan benci, memberontak, dan rendah diri.

Penting bagi orang tua untuk mencapai keseimbangan antara memberikan bimbingan dan memberikan kebebasan kepada anak untuk bereksplorasi dan membuat pilihan sendiri.

2. Kurangnya ketersediaan emosional

Ketersediaan emosional mengacu pada kemampuan orang tua untuk menyelaraskan dan responsif terhadap kebutuhan emosional anak mereka. Orang tua yang tidak tersedia secara emosional mungkin sibuk dengan kekhawatiran mereka sendiri, menjauhkan diri, atau mengabaikan emosi anak mereka.

Hal ini dapat membuat anak-anak merasa tidak valid, tidak aman, dan terputus dari pengasuhnya. Penting bagi orang tua untuk memprioritaskan hubungan emosional dan menciptakan lingkungan yang mendukung di mana anak-anak merasa aman untuk mengekspresikan perasaan mereka dan mencari kenyamanan dan kepastian.

3. Inkonsistensi dalam disiplin

Disiplin yang konsisten dan adil sangat penting untuk pengembangan disiplin diri, tanggung jawab, dan nilai-nilai moral pada anak. Orang tua yang tidak konsisten dalam pendekatan disiplinernya mungkin akan bersikap terlalu permisif dan terlalu menghukum, sehingga menyebabkan kebingungan, frustrasi, dan rasa tidak aman pada anak.

Penting bagi orang tua untuk menetapkan ekspektasi, batasan, dan konsekuensi yang jelas, serta menegakkannya secara konsisten dengan empati dan pengertian.

4. Pola komunikasi negatif

Komunikasi adalah kunci hubungan orang tua-anak yang sehat, namun pola komunikasi negatif dapat mengikis kepercayaan, rasa hormat, dan keintiman. Orang tua yang melakukan komunikasi yang mengkritik, meremehkan, membentak, atau meremehkan dapat merusak harga diri, keterampilan komunikasi, dan kemampuan anak untuk mengekspresikan diri secara terbuka.

Penting bagi orang tua untuk memberikan contoh komunikasi yang penuh hormat dan konstruktif, mendengarkan secara aktif sudut pandang anak mereka, dan memvalidasi perasaan dan pengalaman mereka.

5. Terlalu menekankan pada prestasi

Meskipun wajar jika orang tua menginginkan anaknya sukses, memberikan penekanan berlebihan pada prestasi akademis, kinerja, atau pengakuan eksternal dapat berdampak buruk pada harga diri, motivasi, dan kesehatan mental anak. Orang tua yang terus-menerus menekan, mengkritik, atau membandingkan anaknya berdasarkan prestasinya mungkin secara tidak sengaja menanamkan rasa takut akan kegagalan, perfeksionisme, dan kelelahan. Penting bagi orang tua untuk merayakan upaya, kekuatan, dan kemajuan anak-anak mereka, apa pun hasil eksternalnya, dan memprioritaskan kesejahteraan dan kebahagiaan mereka secara keseluruhan.

6. Mengabaikan perawatan diri

Mengasuh anak merupakan hal yang menuntut, dan orang tua sering kali memprioritaskan kebutuhan anak mereka di atas kebutuhan mereka sendiri. Namun, mengabaikan perawatan diri dapat menyebabkan kelelahan, kebencian, dan penurunan ketersediaan emosi pada anak. Orang tua yang mengabaikan kesejahteraan fisik, emosional, dan mentalnya mungkin kesulitan memberikan dukungan, kesabaran, dan stabilitas yang dibutuhkan anak-anak.

Penting bagi orang tua untuk memprioritaskan perawatan diri, menetapkan batasan, dan mencari dukungan dari pasangan, anggota keluarga, atau profesional bila diperlukan.

7. Tak mengakui kesalahan

Tidak ada orang tua yang sempurna, dan kesalahan tidak bisa dihindari dalam mengasuh anak. Namun, orang tua yang menolak mengakui kesalahannya, meminta maaf, dan melakukan perbaikan dapat merusak kepercayaan, komunikasi, dan keamanan emosional dalam hubungan orang tua-anak.

Penting bagi orang tua untuk memberikan teladan kerendahan hati, akuntabilitas, dan empati dengan mengakui kesalahan mereka, meminta maaf dengan tulus, dan bekerja sama dengan anak-anak mereka untuk memperbaiki dan memperkuat hubungan mereka.

Pilihan Editor: Untuk Orang Tua, Berikut 6 Kebiasaan Baik dalam Mengasuh Anak

TIMES OF INDIA

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."