Cegah Stunting dengan Melengkapi Isi Piringku, Pangan Lokal Bisa jadi Pilihan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Bakwan Jagung Daun Kelor/ Instagram @ suratiwawu

Bakwan Jagung Daun Kelor/ Instagram @ suratiwawu

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Seperti diketahui, stunting adalah kondisi yang disebabkan kekurangan gizi kronis, ditandai dengan tinggi badan yang berada di bawah standar usia dan berpotensi menimbulkan gangguan metabolik saat anak dewasa. Berbagai upaya telah dilakukan banyak pihak untuk cegah stunting hingga berhasil menurunkan prevalensi stunting menjadi 21,6 persen pada 2023 namun kolaborasi masih dibutuhkan untuk mencapai target pengurangan stunting menjadi 14 persen pada 2024. 

Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan RI mengatakan Indonesia emas 2045 tidak dapat terwujud tanpa manusia yang sehat dan cerdas. Untuk itu sangat penting menjaga dan meningkatkan kesehatan masyarakat, salah satunya melalui konsumsi makanan bergizi. 

Hari Gizi Nasional 2024 mengangkat tema 'MPASI Kaya Protein Hewani untuk Mencegah Stunting' agar praktek makanan bergizi dimulai dari keluarga, diawali dari pemahaman orang tua akan pentingnya MPASI kaya protein hewani sehingga mampu membiasakan anak makan bergizi agar bebas stunting. 

Di Indonesia, 4 dari 10 anak usia 6-23 bulan tidak mendapat MPASI sesuai standar gizi dan berpengaruh pada meningkatnya risiko stunting pada anak di bawah dua tahun. Oleh karena itu, edukasi dan pendampingan praktek konsumsi bergizi harus diperkuat," ucapnya dalam sambutan melalui video. 

Kepala Biro Perencanaan BKKBN, Dokter Wahidin mengatakan salah satu cara untuk mencegah stunting ialah dengan memenuhi kecukupan gizi yang ada dalam isi piringku melalui pangan lokal. Selama ini menurut dia, masih terdapat masalah eban ganda dalam hal gizi, satu sisi ada kekurangan gizi, tetapi ada juga yang berlebihan. 

"Bisa dibilang masih kurang pemahaman gizinya, padahal di Indonesia banyak jenis makanan yg terjangkau dan mengandung gizi," kata Wahidin dalam alkshow kolaborasi edukasi bertema Isi Piringku Demi Keluarga Masa Depan yang Sehat dan Penuh maslahat di Jakarta, Selasa, 6 Januari 2024.

Wahidin mencontohkan di antaranya tempe, tahu, telur, ikan, dan sayuran seperti daun kelor yang mengandung gizi tinggi. "Daun kelor selain dibuat sayur juga bisa dicampur telur dadar sudah bisa memenuhi protein nabati dan hewani," ucapnya. 

Talkshow kolaborasi edukasi bertema Isi Piringku Demi Keluarga Masa Depan yang Sehat dan Penuh maslahat di Jakarta/Selasa, 6 Januari 2024/Foto: CANTIKA/Ecka Pramita

Selain itu BKKBN juga TELAH mengadakan kegiatan DAHSAT yang berkolaborasi dengan Royco diharapkan dapat menjadi wadah untuk mengedukasi orangtua tentang menu gizi seimbang, yang bertujuan agar calon ibu, ibu hamil dan menyusui dan anak-anak baduta mendapat asupan gizi yang seimbang, sehingga dapat mengoptimalkan 1.000 HPK dan mencegah terjadinya stunting baru melalui pemberian makanan yang dapat mendukung dan mengoptimalkan tumbuh kembang baduta.

Direktur Nutrition Unilever Indonesia, Amaryllis Esti Wijono mengatakan pihaknya terus berkomitmen mendukung Pemerintah mengatasi permasalahan malnutrisi, terutama stunting. Untuk itu, sejak 2019 telah diadakan program 'Royco Nutrimenu'; rangkaian kegiatan edukasi yang diawali dengan Training of Trainers (ToT) kepada kader kesehatan mengenai pedoman 'Isi Piringku' dan inspirasi ragam resep lezat bergizi seimbang. 

Sampai tahun 2023, program telah menjangkau 18 juta ibu dan remaja putri secara offline dan online - termasuk 900.000 santri di berbagai wilayah rawan stunting, dan mengubah 120 juta piring keluarga Indonesia menjadi lebih lezat bernutrisi.

"Pencapaian penting lainnya adalah mendukung misi Kementerian Kesehatan RI untuk menyebarluaskan pentingnya MPASI bergizi seimbang dengan mendorong para ibu memperkaya pengetahuan mereka, serta menghadirkan buku resep panduan kreasi aneka masakan MPASI sesuai pedoman 'Isi Piringku'. Berdasarkan data dari IPB University, 10 wilayah Bogor yang menerapkan program Royco Nutrimenu MPASI pada tahun lalu mencatatkan penurunan angka Anak Berisiko Stunting sebesar 37 persen," sambung Amaryllis. 

Kesuksesan ini merupakan hasil kolaborasi dengan sejumlah mitra, seperti:

1. BKKBN melalui program Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT): Pemberdayaan masyarakat di tingkat desa/kelurahan untuk pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting

2. IPB University: Program edukasi seputar nutrisi dan MPASI melalui kegiatan ToT kepada para ibu dengan bayi berusia di bawah 2 tahun 

3. PNM Mekaar melalui program Ibu Sehat Keluarga Sejahtera (BU KARSA): Mengedukasi dan memberdayakan perempuan prasejahtera agar lebih melek nutrisi 

Pilihan Editor: Pentingnya Asupan Zat Besi untuk Pemenuhan Gizi dan Cegah Stunting

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."