Dear Moms, Keterbatasan Waktu Bonding Bisa Berimbas pada Perkembangan Anak

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi ibu memeluk anak. Foto: Freepik.com/pch.vector

Ilustrasi ibu memeluk anak. Foto: Freepik.com/pch.vector

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta -  Ibu memiliki multi peran yang tak ternilai dalam menjaga keutuhan keluarga - baik sebagai ibu rumah tangga maupun ibu bekerja. Keputusan seorang ibu untuk bekerja atau tidak bekerja dipengaruhi oleh berbagai faktor dan berpotensi menimbulkan stres - ketika emosi ibu dalam kondisi tidak stabil, tanpa disadari dapat menular pada anak dan berdampak negatif pada pola pengasuhan, pemenuhan kebutuhan anak, dan pembentukan bonding antara ibu dan anak  semakin terbatas. 

Hal tersebut menjadi isu serius yang terus berkembang di kalangan ibu, di mana, porsi perhatian dan kasih sayang ibu terhadap anak menjadi kurang optimal sehingga dapat berimbas pada pertumbuhan dan perkembangan anak

Selain itu, kecemasan ibu dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti: munculnya ragam penyakit baru yang dapat menimpa anak, tumbuh kembang anak yang kurang baik, ketidakhadiran ibu di momen-momen berharga anak, penggunaan gadget terlalu dini pada anak, hingga kekhawatiran akan waktu yang berkualitas bersama anak semakin berkurang - mengganggu pikiran para ibu di Indonesia, baik yang bekerja maupun ibu rumah tangga.

Dilema pun dirasakan oleh Gina, seorang ibu yang memiliki anak usia 2 tahun dan bekerja sebagai akuntan di Jakarta, “Di tengah kesibukan yang saya jalankan, membuat kedekatan dengan anak kurang maksimal ya, karena ketika bekerja, saya dan suami sepakat menitipkan anak kami ke daycare. Walau selalu menyempatkan memeriksa kondisinya melalui komunikasi dengan pengasuh di daycare, rasanya berbeda, karena hanya bisa memantau dari jauh di waktu yang terbatas.” Kondisi tersebut kerap menimbulkan rasa bersalah pada ibu, sehingga mereka mencari solusi cepat yang dirasa terbaik bagi anaknya.

Psikolog Pendidikan, Orissa Rinjani mengatakan ketika seorang ibu memilih bekerja, perlu disadari bahwa akan ada tantangan tersendiri. Data menunjukkan, meski keterlibatan ayah dalam proses pengasuhan meningkat, ibu tetap memegang porsi dan peranan yang lebih besar terkait kebutuhan anak dan domestik. 

"Oleh sebab itu, penting bagi para ibu modern untuk menyadari dan menerima: tidak bisa semua yang kita harapkan sempurna di waktu bersamaan. Di waktu tertentu, anak menjadi prioritas, di waktu lain, pekerjaanlah yang jadi prioritasnya,” ucapnya melalui siaran pers kepada CANTIKA, Sabtu, 27 Januari 2024. 

Ya, waktu yang kita miliki 24 jam sehari selalu terasa kurang, sehingga bonding ibu dan anak yang melibatkan sentuhan menjadi terbatas - apalagi ketika anak jatuh sakit. “Walaupun kita sudah  memberikan perlindungan ekstra, anak tetap saja bisa terkena penyakit. Yang saya lakukan adalah berusaha selalu ada di sampingnya, agar ketika dia merasa tidak nyaman, saya dapat segera memberikan kenyamanan, salah satunya melalui sentuhan,” kata Intan, ibu rumah tangga yang memiliki anak usia 7 tahun dan 3 tahun. 

Sebenarnya, seberapa penting sentuhan ibu bagi anak? Ketika kondisi anak sakit, ibu merupakan “dokter” terdekat sebagai pertolongan pertama. Hal sederhana yang dapat dilakukan namun sangat bermanfaat, salah satunya adalah sentuhan ibu atau skin-to-skin contact  - menghasilkan ketenangan dan kehangatan yang tak terlupakan.Ikatan antara ibu dan anak merupakan landasan perkembangan emosional, sosial, dan kognitif yang tak terputuskan. Salah satu cara untuk membangun ikatan tersebut adalah melalui teknik skin-to-skin contact yang dilakukan secara konsisten. 

Tips Bonding Melalui Skin to Skin Contact Antara Ibu dan Anak

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."