Mengulik Manfaat Buah Delima untuk Kesehatan Otak

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi buah delima. Foto: Pixabay.com/megspl

Ilustrasi buah delima. Foto: Pixabay.com/megspl

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Sejak zaman kuno, buah delima telah diminati karena manfaat kesehatannya. Delima dikenal sebagai sumber serat, vitamin, mineral, dan antioksidan yang dapat memperkuat kekebalan dan melindungi tubuh dari berbagai penyakit. Namun, tahukah Anda bahwa buah delima juga bisa membantu menjaga kesehatan otak dan mencegah penurunan kognitif?

Kandungan ellagitannin, yang ditemukan dalam buah delima, diubah di perut menjadi urolithin A. Apa itu? Antioksidan yang kuat dan anti-inflamasi urolithin A dapat menembus sawar darah-otak untuk melindungi jaringan otak dari peradangan dan stres oksidatif. Dua faktor utama yang menyebabkan penyakit neurodegeneratif seperti parkinson dan alzheimer adalah stres oksidatif dan peradangan.

Sementara itu, jus delima telah dibuktikan dalam penelitian yang dilakukan oleh Universitas California Los Angeles atau UCLA, untuk meningkatkan memori dan fungsi kognitif pada orang dewasa yang lebih tua dengan gangguan memori ringan. Jus buah delima juga dapat meningkatkan fungsi otak dan mencegah stroke dengan meningkatkan pengiriman oksigen dan aliran darah ke otak.

Neurotransmiter yang terlibat dalam suasana hati, pembelajaran, dan memori, seperti asetilkolin, dopamin, dan serotonin, aktivitasnya juga dapat dimodulasi oleh jus delima.

Cara Mengonsumsi Buah Delima yang Baik

Buah delima paling baik dikonsumsi utuh atau dalam bentuk jus segar untuk fungsi otak yang optimal. Arils, yaitu biji yang dapat dimakan dan kaya serat, vitamin, dan mineral, ditemukan di seluruh buah. Antioksidan dan senyawa anti-inflamasi utama buah delima adalah polifenol, antosianin, dan punicalagins, yang semuanya terdapat dalam jus segar. Hindari produk delima yang diproses atau dimaniskan karena mungkin mengandung lebih banyak gula dan lebih sedikit nilai gizi.

Jus buah delima atau sekitar satu cangkir arils sebaiknya dikonsumsi setiap hari untuk mendukung fungsi otak. Namun, usia, berat badan, kesehatan, dan penggunaan obat-obatan Anda semuanya dapat memengaruhi hal ini.

Sebelum memasukkan buah delima ke dalam makanan Anda, bicarakan dengan dokter Anda. Hal ini sangat penting terutama jika Anda menderita diabetes, tekanan darah tinggi, masalah ginjal, atau sedang menjalani pengencer darah. Buah delima dapat berinteraksi dengan obat-obatan tertentu dan mengubah tekanan darah serta kadar gula darah Anda.

Efek Samping Makan Buah Delima

Meskipun kebanyakan orang menganggap buah delima aman dan dapat ditoleransi dengan baik, beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi, masalah perut, atau masalah gigi setelah mengonsumsi buah delima.

Alergi buah delima sering kali menyebabkan gatal-gatal, kesulitan bernapas, bengkak, gatal, dan anafilaksis.

Beberapa orang mungkin juga mengalami gas, diare, mual, muntah, atau sakit perut saat mengonsumsi buah delima, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah banyak atau dengan tangan kosong. Makanlah buah delima secukupnya dan kombinasikan dengan makanan lain untuk menghindari efek buruk ini. Karena sifatnya yang asam dan warnanya yang cerah, buah delima juga dapat mengubah warna gigi dan melemahkan enamel gigi. Setelah mengonsumsi buah delima, bilas mulut Anda dengan air atau gosok gigi dengan lembut untuk menghindari hal ini.

Pilihan Editor: Khasiat 6 Buah Delima untuk Kulit Wajah, Termasuk Anti-Aging

TIMES OF INDIA

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."