Saat Pernikahan Tak Lagi Membuat Bahagia, Jangan Ragu Hubungi Terapis

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi pasangan bertengkar. Foto: Freepik.com/tirachardz

Ilustrasi pasangan bertengkar. Foto: Freepik.com/tirachardz

IKLAN

CANTIKA.COM, JakartaHubungan dengan pasangan adalah salah satu ikatan terpenting dalam hidup yang bisa memberikan cinta dan koneksi, seseorang untuk berbagi pengalaman, dan kesempatan untuk membantu kita berkembang lebih baik lagi. Tapi terkadang ada hal lain yang mempengaruhinya.

Berikut pendapat dan saran terapis mengenai hal-hal yang bisa mengancam kebahagiaan pernikahan, dilansir dari HuffPost.

1. Membandingkan dengan hubungan orang lain

Manusia memang senang membandingkan diri dengan orang lain. Terkadang hal ini memang bisa menjadi motivasi untuk memperbaiki diri. Tapi bila terlalu sering justru akan menghancurkan kebahagiaan.  

"Daripada sibuk melihat ke luar, habiskan waktu untuk merefleksikan diri seberapa baik Anda telah tumbuh sebagai pasangan atau kesulitan yang telah dialami," ujar terapis perkawinan dan keluarga di Los Angeles, Abigail Makepeace.

2. Punya anak

Kebanyakan pasangan bahagia ketika punya anak tapi tak semua. Ada juga yang merasa stres setelah dikaruniai keturunan. Penyebabnya, pikiran betapa sulitnya membesarkan anak, tanggung jawab, dan biaya yang dibutuhkan.

3. Berharap pasangan tak berubah

Banyak yang menganggap pasangan akan tetap sama seperti 5-10 tahun lalu, atau saat sebelum menikah. Padahal, hampir setiap orang mengalami perubahan seiring waktu.

4. Jarang menghabiskan waktu bersama

Kesibukan atau lain hal membuat suami istri jarang menghabiskan waktu bersama. Alhasil, semakin lama jarak pun semakin melebar di antara mereka. 

"Ini yang membuat Anda saling terasing dan semakin rentan mengalami konflik dan juga kemungkinan pengkhianatan," kata terapis pasangan di Los Angeles, David Narang. Ia menyarankan meluangkan waktu 15-20 menit setiap malam untuk bercerita soal pengalaman sepanjang hari. 

5. Menyalahkan pasangan bila tak bahagia

Makepeace mengaku sering melihat kliennya menyalahkan pasangan atas ketidakbahagiaan pernikahan mereka. "Meskitak bermaksud demikian, mereka menyalahkan pasangan atau menjadikan mereka sebagai kambing hitam kegagalan," ungkapnya. Padahal, tanggung jawab untuk hidup bahagia juga tergantung diri kita sendiri.

6. Enggan meminta bantuan

Banyak suami istri percaya bisa menyelesaikan masalah sendiri. Mereka enggan meminta bantuan orang lain seperti sahabat, terapis, atau psikolog.

Pilihan Editor: Setahun Menikah, Erina Gudono ke Kaesang Pangarep: Pernikahan jadi Kolaborasi Mimpi Berdua

YAYUK WIDIYARTI 

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."