Ketahui Cara Mengatasi Patah Hati ala Gen Z, Terima Dulu Rasa Sedih

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi pria jatuh cinta. Shutterstock

Ilustrasi pria jatuh cinta. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Kejadian patah hati nyaris pernah dialami oleh semua orang, terlebih patah hati cinta. Banyak dari mereka anak muda atau Gen Z mendeskripsikan pengalaman patah hati mereka sebagai fase kehidupan yang gelap atau salah satu titik terendah dalam hidup.

Patah hati bisa menjadi pengalaman yang sangat intens sehingga beberapa peneliti berpendapat bahwa patah hati itu mirip dengan rasa sakit fisik. Sebuah penelitian pada tahun 2011 menemukan bahwa aktivitas otak individu yang melihat foto mantan kekasih sangat mirip dengan aktivitas saat mereka mengalami luka bakar di lengannya.

“Patah hati seringkali berujung pada nyeri fisik di dada,” jelas Dr Pankaj B Borade, konsultan psikiater, Ruby Hall Clinic. “Dari sinilah ia mendapatkan namanya. Patah hati tampaknya melibatkan beberapa mekanisme saraf yang sama dengan nyeri fisik.”

Dr Shailesh Jha, konsultan psikiater, menambahkan bahwa meskipun reaksi emosional yang normal terhadap patah hati bisa berupa kesedihan dan keputusasaan, terkadang hal itu bisa cukup parah hingga berdampak pada kehidupan seseorang sehari-hari.

Selain itu, Agarwal mengatakan bahwa hal itu dapat menyebabkan keputusasaan dan menimbulkan pertanyaan seperti: “Akankah saya menemukan seseorang lagi?” “Bisakah aku mencintai dengan intensitas yang sama?” “Apakah aku ditakdirkan untuk sendirian?” “Saya tidak percaya saya diperlakukan seburuk ini”, “Saya kehabisan waktu tetapi masih belum dapat menemukan orang yang tepat.”

Hal ini dapat berdampak negatif pada harga diri seseorang dan menyebabkan keraguan pada diri sendiri, rasa tidak aman, dan kurangnya rasa percaya diri. Kekhawatiran akan kepercayaan mungkin muncul, sehingga sulit untuk membentuk hubungan baru atau membina keintiman dalam kemitraan di masa depan. Selain itu, Dr Jha mencatat bahwa penyakit ini juga dapat muncul secara fisik dalam bentuk perubahan nafsu makan, kesulitan tidur, dan rasa lelah yang terus-menerus.

Cara Mengatasi Patah Hati untuk Gen Z

Mengatasi patah hati memang menjadi suatu tantangan, tetapi Dr Jyoti Kapoor berikan beberapa saran mengenai caranya. Yang pertama biarkan diri bersedih terlebih dahulu. Penting untuk mengetahui dan menerima apa yang sedang Anda rasakan. Jadi tidak masalah jika Anda merasa sedih, marah, atau kecewa.

Penting juga untuk mencari bantuan untuk mendukung Anda melalui fase ini. Jangan ragu untuk berbagi kepada orang yang Anda percaya seperti keluarga dan sahabat. Jika Anda membutuhkan pertolongan ahli, tidak masalah kalau Anda mendatangi profesional.

Tetap jaga diri selama masih merasa sedih. Jangan lupa makan dan tidur yang cukup, sehingga bisa menaikkan perasaan Anda. Menjaga diri juga bisa dilakukan dengan membatasi kontak dari luar atau mengurangi media sosial, lalu fokus pada hobi dan kesenangan Anda sendiri.

Serta jangan lupa untuk memaafkan diri sendiri dan mantan pacar Anda. Memaafkan dan berdamai sangat bermanfaat untuk menyembuhkan hati.

Pilihan Editor: 4 Cara Sembuhkan Patah Hati Lewat Aplikasi Kencan, Yuk Move On!

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."