Mengulik Batik Era Soekarno yang Dipamerkan di Panggung Karya Nusantara, Lawas dan Klasik

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Peragawati mengenakan batik saat peragaan busana pada pameran Panggung Karya Nusantara di Sarinah, Jakarta, Jumat 24 November 2023. Panggung Karya Nusantara tahun 2023 akan mengangkat tema besar

Peragawati mengenakan batik saat peragaan busana pada pameran Panggung Karya Nusantara di Sarinah, Jakarta, Jumat 24 November 2023. Panggung Karya Nusantara tahun 2023 akan mengangkat tema besar "Batik Era Soekarno. Tema tersebut diangkat karena koleksi Batik Nusantara yang dipengaruhi oleh peradaban Cina, Arab, dan Belanda tercipta dan berkembang pesat di Era Presiden Soekarno yang kemudian dihidupkan kembali oleh para Maestro Batik Indonesia atau sering disebut dengan Batik Lawasan. Tempo/Tony Hartawan

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Sarinah, pusat perbelanjaan ikonik Indonesia menggelar acara Panggung Karya Nusantara (PKN), pameran batik yang menampilkan koleksi batik era Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia. Acara ini berlangsung dari tanggal 24 November hingga 29 November 2023 di lantai 6 Sarinah Thamrin, Jakarta.

Pameran batik era Soekarno ini merupakan bagian dari rangkaian acara Panggung Karya
Nusantara sebagai signature event Sarinah yang bertujuan untuk mengapresiasi dan
mempromosikan karya-karya seni dan budaya Indonesia. 

Pameran ini menampilkan ratusan koleksi batik yang dibuat pada masa pemerintahan Soekarno, antara tahun 1955 hingga 1965 dan karya-karya terbaik maestro Batik Indonesia. 

Tema tersebut diangkat karena koleksi Batik Nusantara yang dipengaruhi oleh peradaban Cina, Arab, dan Belanda tercipta dan berkembang pesat di Era Presiden Soekarno yang kemudian dihidupkan kembali oleh para Maestro Batik Indonesia atau sering disebut dengan Batik Lawasan.

Peragawati mengenakan batik saat peragaan busana pada pameran Panggung Karya Nusantara di Sarinah, Jakarta, Jumat 24 November 2023. Panggung Karya Nusantara tahun 2023 akan mengangkat tema besar “Batik Era Soekarno. Tema tersebut diangkat karena koleksi Batik Nusantara yang dipengaruhi oleh peradaban Cina, Arab, dan Belanda tercipta dan berkembang pesat di Era Presiden Soekarno yang kemudian dihidupkan kembali oleh para Maestro Batik Indonesia atau sering disebut dengan Batik Lawasan. Tempo/Tony Hartawan

Batik Era Bung Karno yang juga dikenal dengan nama Batik Indonesia, lahir dari keinginan
Bung Karno untuk mengembangkan “corak batik yang lebih nasionalistik”. Bung Karno
meluncurkan gagasan untuk memadukan motif-motif tradisional ke dalam suatu harmoni
warna yang brilian. 

Gagasan ini berhasil diwujudkan oleh Maestro Batik Hardjono Go Tik Swan di mana desain batiknya menggabungkan rasa persatuan, nasionalisme dan romantisme. Seiring perkembangan jaman, Batik Indonesia mampu mempengaruhi dan menjadi inspirasi berkembangnya kerajinan batik di seluruh wilayah di Indonesia.

Berikut corak batik era Soekarno yang dipamerkan di Panggung Karya Nusantara: 

1. Motif Gedebyah 

Motif Gedebyah yang dipamerkan di Panggung Karya Nusantara, Sarinah, Jumat, 24 November 2023/Foto: CANTIKA/Ecka Pramita

Pada tahun 1950-an Go Tik Swan Panembahan Hardjonagoro memperkenalkan genre batik baru yang disebut batik Indonesia atas perintah Presiden Soekarno. Ragam hiasnya berasal dari batik klasik, tetapi tata warnanya dibuat seperti batik pesisir. gedebyah berasal dari kata 'gede' yang artinya besar dan byah yang artinya lebar. Gedebyah yang merupakan koleksi Museum Tekstil adalah penggambaran dari tanaman sejenis palem/kelapa yang memiliki fungsi dalam kehidupan manusia. 

2. Motif Tampak Siring 

Motif Tampak Siring yang dipamerkan di Panggung Karya Nusantara, Sarinah, Jumat, 24 November 2023/Foto: CANTIKA/Ecka Pramita

Batik koleksi Hartono ini bermotif Tampak Siring yang berasal dari kata tampak artinya telapak dan siring yang artinya miring. Istana Tampak Siring sendiri pertama kali didirikan atas perintah Presiden Soekarno, terletak di Bali dan mulai dibangun tahun 1957. Pada 1963, semua pembangunan selesai yaitu dengan berdirinya Wisma negara dan Wisma Bima. Tamu negara yang pertama kali menginap adalah Raja Bhumibol Adulyajed dan permaisuri Ratu Sirikit. 

3. Motif Sawunggaling

Motif Sawunggaling yang dipamerkan di Panggung Karya Nusantara, Sarinah, Jumat, 24 November 2023/Foto: CANTIKA/Ecka Pramita

Koleksi Museum Tekstil Sawunggaling merupakan ragam hias pertama kali yang dibuat oleh Go Tik Swan atau disebut juga Batik Go Tik Swan untuk genre batik Indonesia. Ragam hias terdiri dari ayam jantan yang dibuat menyerupai burung phoenix dengan bunga-bunga yang dibuat sangat rumit. Ragam hias Sawunggaling terinspirasi dari wastra Bali yang dikenakan Gusti Djelantik saat Go Tik Swan bermeditasi di Bali. 

Koleksi dan edukasi yang ditampilkan berasal dari 15 maestro di antaranya: Guruh
Soekarnoputra, Batik Iwan Tirta, Batik Walangkekek, Batik Rajib, Batik Cahyo, Batik Go Tik Swan, Batik Warisan, Batik Ninik Ichsan, Batik Sapuan, Batik Katura, dan lainnya. 

Selain itu, Panggung  Karya Nusantara tahun 2023 juga menghadirkan 30 pengrajin lainnya dengan koleksi batik terbaik. Pameran ini dibuka untuk seluruh masyarakat. Selain itu, pengunjung juga dapat mengikuti berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh Sarinah dalam rangka PKN, seperti talk show, workshop, dan kelas membatik.

Pilihan Editor: Fakta Menarik Panggung Karya Nusantara yang Digelar Sarinah, Pamerkan Batik Era Soekarno

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."