2 Tanda Anak Butuh Bantuan, tapi Sulit Mengutarakannya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi ibu dan anak perempuan. Freepik.com/Peoplecreations

Ilustrasi ibu dan anak perempuan. Freepik.com/Peoplecreations

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Kadang anak menghadapi tantangan, baik emosional, akademis, atau sosial, namun ragu untuk mencari bantuan karena berbagai alasan. Sebagai orang tua, penting untuk waspada dan mengenali tanda anak butuh bantuan, tapi sulit mengutarakannya. Berikut adalah beberapa indikator umum yang perlu diperhatikan bersama.

1. Perubahan Perilaku

Perubahan drastis pada perilaku anak Anda, seperti lekas marah, suasana hati berubah-ubah alias moody, mengisolasi diri, dapat menjadi tanda anak butuh bantuan, tapi sulit mengutarakannya.

Jika anak Anda yang tadinya suka bergaul tiba-tiba menjadi introvert, atau jika sikapnya secara keseluruhan berubah, ini mungkin menandakan adanya masalah mendasar yang sulit dia ungkapkan. Jika anak Anda menghindari interaksi sosial, baik dengan teman atau keluarga, hal ini dapat mengindikasikan tekanan emosional. Mereka mungkin takut untuk mengungkapkan perasaannya, karena mengira mereka akan dihakimi atau disalahpahami.

Penurunan nilai atau prestasi sekolah yang nyata dapat menjadi indikasi bahwa anak Anda mengalami kesulitan dalam belajar. Takut mengecewakan orang tua atau merasa terbebani oleh tekanan akademis dapat menghalangi mereka untuk mencari bantuan.

Anak-anak sering kali menemukan kegembiraan dan ekspresi dalam hobi dan minat mereka. Jika anak Anda tiba-tiba kehilangan minat pada hal-hal yang dulu mereka sukai, ini mungkin menandakan pergolakan emosional.

Stres, kecemasan, dan gejolak emosi dapat terwujud secara fisik. Carilah gejala seperti sakit kepala, sakit perut, gangguan tidur, atau sering sakit. Ini bisa menjadi tanda bahwa anak Anda sedang bergulat dengan masalah internal yang tidak dapat mereka ungkapkan. Perubahan kebiasaan makan secara tiba-tiba, baik kehilangan nafsu makan atau makan berlebihan, dapat dikaitkan dengan tekanan emosional. Ini mungkin cara anak mengatasi perasaannya ketika dia tidak tahu cara mengomunikasikannya.

2. Tanda-tanda regresi

Ketika anak ke perilaku yang biasa terjadi pada usia yang lebih muda, seperti mengompol atau mengisap jempol bisa menjadi respons terhadap kecemasan atau ketakutan. Kemarahan atau agresi yang tidak beralasan terkadang bisa menjadi cara anak mengungkapkan gejolak batinnya.

Mereka mungkin tidak memiliki kosa kata untuk menjelaskan perasaan mereka dan malah menunjukkan rasa frustrasi melalui ledakan emosi.

Seorang anak yang berjuang dengan harga diri mungkin tidak meminta bantuan karena takut terlihat rentan. Mereka mungkin terlalu kritis terhadap diri sendiri atau menghindari tantangan. Beberapa anak begitu takut mengecewakan orang tua atau pengasuhny, sehingga mereka enggan mencari bantuan atau berbagi kesulitan yang mereka alami. Mereka mungkin merasa bahwa mereka harus menjunjung ekspektasi yang tinggi.

Jika anak Anda pernah menyebutkan perasaan putus asa, tidak berharga, atau berbicara tentang menyakiti diri sendiri, ini adalah tanda jelas bahwa mereka membutuhkan bantuan segera. Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika Anda menemui pernyataan seperti itu.

Dalam beberapa kasus, remaja mungkin beralih ke penyalahgunaan zat untuk mengatasi tekanan emosional. Perubahan teman, minat, atau perubahan mendadak dalam lingkungan sosial dapat mengindikasikan perilaku tersebut.

Penting untuk menciptakan lingkungan di mana anak merasa aman dan nyaman mendiskusikan kekhawatirannya. Dorong komunikasi terbuka, yakinkan mereka bahwa Anda ada untuk mendukung mereka, dan dengarkan secara aktif ketika mereka memilih untuk mengungkapkan perasaannya. Carilah bantuan profesional jika Anda yakin perubahan emosi atau perilaku anak Anda signifikan dan terus-menerus. Seorang dokter anak, konselor sekolah, terapis, atau psikolog anak dapat memberikan wawasan dan bimbingan yang berharga.

Pilihan Editor: Pentingnya Keterlibatan Orang Tua, Berikut 8 Tips Mempersiapkan Anak Masuk Sekolah untuk Kali Pertama

TIMES OF INDIA

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."