Fakta Menarik Serial Rencana Besar, Isu Ekonomi Politik hingga Multi-Genre

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Serial Rencana Besar yang dibintangi oleh Dwi Sasono, Adipati Dolken, Prisia Nasution, Chicco Kurniawan, dan Hanggini. Dol. Prime Video

Serial Rencana Besar yang dibintangi oleh Dwi Sasono, Adipati Dolken, Prisia Nasution, Chicco Kurniawan, dan Hanggini. Dol. Prime Video

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Serial Rencana Besar menjadi primadona terbaru Prime Video yang tayang perdana mulai Kamis, 5 Oktober 2023. Menghadirkan enam episode sekaligus, serial ini dibintangi oleh Dwi Sasono, Adipati Dolken, Prisia Nasution, Chicco Kurniawan, Hanggini, Arswendy Bening Swara, dan Khiva Iskak.

Cerita berawal dari terungkapnya kasus penggelapan dana sebesar Rp 17 miliar di Universal Bank of Indonesia atau UBI yang mengarah pada empat pegawai yang dicurigai sebagai dalang. Saat menyelidiki kasus ini lebih dalam, detektif polisi Makarim justru menemukan sebuah skandal besar di dalam bank yang mengakibatkan lebih dari sekadar kerugian finansial.

Berikut 4 alasan serial Rencana Besar menarik untuk ditonton:

1. Serial multi-genre

Sutradara Danial Rifki menjelaskan bahwa Rencana Besar merupakan serial dengan perpaduan genre yang unik. “Kisahnya membawa unsur drama, politik, kriminal, dan detective mystery. Semua aspek ini diracik dan dikemas menjadi sebuah thriller," katanya dalam siaran pers. 

Aktor Dwi Sasono juga mengatakan bahwa kemasannya menjadikan serial ini sebagai sesuatu yang baru dan tidak biasa. Dengan adanya kombinasi multi-genre, tentunya penonton dapat menantikan jalan cerita yang penuh keseruan dan akan memancing rasa penasaran di setiap episodenya.

2. Adaptasi novel yang dikemas lebih modern

Poster film Rencana Besar. Foto: Prime Video.

Rencana Besar adalah hasil adaptasi dari novel berjudul sama karya Tsugaeda. Sang sutradara pun mengakui tertarik untuk menggarapnya menjadi sebuah serial karena genre dan cerita yang dibawa novel ini.

“Ini tantangan baru karena saya belum pernah menggarap genre thriller. Saya mencoba mempertahankan inti cerita dari novel, namun mengemasnya menjadi lebih modern agar dapat menjadi lebih relevan dengan masa kini,” ujar Danial.

Hal ini memungkinkan para penggemar untuk melihat karakter favorit mereka dihidupkan di layar dengan latar yang lebih modern, sekaligus mengajak penonton untuk menyelami sebuah cerita investigasi yang intens dan penuh teka-teki.

3. Pesan yang mendalam soal ekonomi politik

Menceritakan penggelapan dana dan skandal yang tersimpan di baliknya, serial Rencana Besar membawa pesan-pesan yang mendalam. Adipati Dolken berkomentar bahwa serial ini menyorot sebuah perjuangan untuk mendapatkan keadilan sosial, di mana hal tersebut disetujui oleh Prisia Nasution yang juga melihat bagaimana serial ini bercerita mengenai menyuarakan kebenaran.

4. Kisah para karakter yang beragam

Adipati Dolken dalam serial Rencana Besar. Dok. Prime Video

Rencana Besar menghadirkan karakter-karakter yang sangat beragam. Dwi Sasono berperan sebagai Makarim, detektif unit kriminal siber yang menginvestigasi kasus penggelapan dana di bank UBI. Tersangka pun jatuh kepada empat pegawai: sang personil IT Reza (Chicco Kurniawan), sang pimpinan serikat kerja Rifad (Adipati Dolken), sang internal auditor Ayumi (Prisia Nasution), dan Amanda (Hanggini) dari divisi pemasaran.

Chicco Kurniawan menjelaskan bahwa backstory yang kuat dari para karakter memberikan warna dan bumbu ke dalam serial ini. Hanggini juga berkomentar bahwa hubungan keluarga dari para karakter pun menjadi momen yang membekas baginya. Tentunya penonton ingin melihat bagaimana para karakter ini terlibat dalam kasus penggelapan dana dan apakah detektif Makarim mampu menemukan dalang di balik semuanya.

Pilihan Editor: Angkat Tema Penggelapan Dana, Serial Rencana Besar Dibintangi Adipati Dolken hingga Prisia Nasution

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."