Rumus Bisnis Nona Rara Batik, Merawat Kolaborasi dengan Komunitas dan Perajin Batik

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Salah satu model batik dari Nona Rara Batik yang memberdayakan para perajin batik dan penjahit lokal di lingkungan terdekatnya di Solo, Jawa Tengah/Foto: Doc. Nona Rara Batik

Salah satu model batik dari Nona Rara Batik yang memberdayakan para perajin batik dan penjahit lokal di lingkungan terdekatnya di Solo, Jawa Tengah/Foto: Doc. Nona Rara Batik

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Masih dalam momen spesial Hari Batik Nasional, Nona Rara Batik, merayakan perjalanan transformasinya dari awal yang sederhana, hingga menjadi simbol tradisi dan pemberdayaan di industri batik dengan omset mencapai belasan milyar. Inti dari
brand Nona Rara Batik tercermin dalam prinsip yang dibawanya yakni Dari Komunitas untuk Komunitas. 

Tepat 12 tahun lalu, brand rintisan Pipiet Noorastuti, bersama dengan Yosep Dimas dan
Atiek Octrina ini lahir dari semangat untuk memberdayakan para perajin batik dan penjahit lokal di lingkungan terdekatnya di Solo, Jawa Tengah. Nona Rara Batik menjadi sosok brand lokal yang masih ‘hijau’, beroperasi dari balik layar Facebook dan sebuah toko kecil di ITC Kuningan.

Kini, Nona Rara Batik berkembang kian pesat dan menjangkau komunitas perajin batik
yang lebih besar di Cirebon, Pekalongan, Solo, Jogja, Tasik, dan Wonogiren. Di tengah misi ini, pelestarian dan perayaan teknik batik otentik, khususnya batik tulis dan batik cap, menjadi pokok perhatian sekaligus esensi utama brand Nona Rara Batik yang tak pernah dikesampingkan.

Pipiet Noorastuti, pendiri Nona Rara Batik mengatakan baik komunitas pelanggan dan komunitas pengrajin kami sangat merasakan kedalaman Nona Rara Batik. Mereka bukan hanya pelanggan dan pengrajin pada umumnya; mereka juga memahami narasi, akar, dan visi. 

Dengan skala bisnis Nona Rara Batik saat ini yang sudah menjadi top-of-mind fashion brand batik, memenuhi tuntutan dari pasar dan konsumen telah menjadi sebuah tantangan tersendiri. Meski demikian, Nona Rara Batik tetap setia pada proses pembuatan batik yang tradisional dan otentik demi melestarikan nilai budaya dan kesejahteraan para pengrajinnya, dan enggan untuk menggunakan alternatif lain yang sudah sering terlihat di pasaran saat ini.

“Koneksi yang terjalin antara brand dan komunitas-komunitas ini tak hanya mengubah mereka menjadi pemangku kepentingan dan membuat brand lebih relatable saja, namun interaksi tidak langsung yang terjalin di dalamnya juga telah ‘memanusiakan’ brand dan akibatnya, brand pun dapat memberikan impak positif yang nyata dalam hal omset dan pertumbuhan,” tambahnya.

Nilai dan prinsip yang dipegang ini menarik perhatian Hypefast di tahun 2020 untuk ikut berinvestasi dan bergabung menjadi mitra kerja Nona Rara Batik, dan bekerja samamembesarkan bisnis.

Diversifikasi Produk dan Bentuk Komunitas Loyal 

Salah satu model batik dari Nona Rara Batik yang memberdayakan para perajin batik dan penjahit lokal di lingkungan terdekatnya di Solo, Jawa Tengah/Foto: Doc. Nona Rara Batik

CEO & Founder Hypefast, Achmad Alkatiri mengatakan dengan dukungan tim ahli dan ekosistem ritel di Hypefast, Nona Rara Batik menembus segmen pasar yang lebih luas dengan cara diversifikasi ke produk pria, menambah kanal penjualan offline dan online, serta sekaligus membentuk komunitas yang loyal. 

Yang lebih penting lagi, brand tidak hanya menyampaikan pesan tentang nilai pengrajin batik lokal dan pentingnya menjaga keaslian batik, tetapi juga berperan aktif dalam menghubungkan konsumen dengan komunitas pembatik dan penjahit lokal, memberikan mereka kesempatan kerja dan pendapatan yang lebih baik. Ini adalah realisasi nyata dari misi "Dari Komunitas untuk Komunitas", ketika konsumen tidak hanya membeli produk, tetapi juga berkontribusi langsung pada kesejahteraan komunitas perajin yang membuatnya.”

Bentuk kemitraan antara Nona Rara Batik dan Hypefast menggarisbawahi pentingnya integrasi antara teknologi dan tradisi, serta bagaimana inovasi tersebut dapat memajukan brand lokal tanpa meninggalkan esensi tradisi, khususnya teknik batik tulis dan batik cap di era kontemporer. “Di peringatan Hari Batik serta 12 tahun berdirinya Nona Rara Batik ini, refleksi perjalanan tak lagi sekadar tentang meningkatkan skala bisnis, tetapi juga bagaimana bentuk kemitraan tidak hanya untuk menumbuhkan bisnis, tapi juga menerjemahkan aspirasi bisnis menjadi kenyataan,” tutup Achmad.

Pilihan Editor: Berencana Mengunjungi Museum Batik Indonesia? Perhatikan Hal-hal Berikut

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."