Ketahui 7 Penyebab Keringat Dingin, Mulai dari Rasa Cemas dan Tanda Menopause

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi wanita berkeringat. Freepik.com/Cookie_studio

Ilustrasi wanita berkeringat. Freepik.com/Cookie_studio

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Pernahkah tubuhmu berada di suhu dingin, tetapi malah berkeringat banyak? Itu adalah situasi yang tidak nyaman dan meresahkan. Fenomena ini diketahui juga sebagai keringat dingin dan sebenarnya keringat dingin cukup umum terjadi.

Keringat dingin biasanya muncul tiba-tiba, tidak dipengaruhi oleh kenaikan suhu atau aktivitas berat. Tetesan keringat ini biasanya terlihat di dahi, telapak tangan, dan ketiak. Ketika mengalami keringat ini, wajah akan terlihat pucat dan lembab. Keringat dingin biasanya diikuti dengan gejala pusing, mual, jantung yang berdetak kencang, tergantung penyebab dasarnya. 

Dokter asal Amerika, pendiri End Well Foundation, Shoshana Ungerleide menyatakan bahwa keringat dingin dapat menghampiri siapa saja tanpa memandang usia, jenis kelamin, dan status kesehatan. "Keringat dingin adalah reaksi alami tubuh terhadap beberapa stimulus, seperti stres," jelasnya dalam POPSUGAR pada tanggal 24 September 2023.

Lantas apa saja penyebab keringat dan bagaimana cara mengatasinya? Berikut penjelasannya.

1. Kecemasan

"Rasa cemas akan melepas adrenalin dan itu memicu munculnya keringat dingin," jelas Dr. Ungerleide. Jadi, ketika kamu merasa cemas, gugup, seperti sebelum wawancara atau ujian penting, keringat dingin akan muncul sebagai reaksi tubuh.Dengan melakukan teknik relaksasi seperti olahraga, yoga, dan meditasi, dapat meredakan kecemasan. Namun, jika kecemasan terjadi terus menerus dan mengganggu aktivitas sehari-hari, Dr. Ungerleide menyarankan untuk konsultasi lebih lanjut dengan dokter.

2. Menopause

Dokter kandungan, Jill Purdie menjelaskan bahwa, ketika perempuan mengalami menopause, akan terjadi penurunan kadar hormon estrogen dann progesteron sehingga mengganggu kemampuan tubuh mengatur suhu. Hal ini akan memberi efek hot flashes pada otak dan menyebabkan keringat dingin.

Hal ini dapat diatasi dengan memperbaiki gaya hidup seperti mengenakan pakaian yang tepat digunakan sesuai suhu di rumah. Tetapi jika gejala telah mengganggu aktivitas, disarankan untuk menjalani terapi penggantian hormon untuk mencegah keringat berlebih di malam hari.

3. Gula Darah Rendah

Hipoglikemia, atau gula darah rendah, diakibatkan rendahnya tingkat glukosa pada aliran darah. Ketika turunnya kadar gula darah, tubuh akan melepaskan adrenalin yang menimbulkan keringat dingin, gemetar, dan cemas.

Gula darah rendah biasanya jarang terjadi pada orang yang tidak memiliki riwayat diabetes, tetapi bila itu terjadi atau orang terdekat  mengalaminya, Dr. Ungerleider berpesan untuk segera konsumsi gula dalam jumlah yang banyak, lalu diikuti oleh sumber karbohidrat seperti roti, gandum, dan oatmeal. Namun jika kondisi ini menyebabkan hilangnya kesadaran segera temui dokter terdekat.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."