Ketahui 7 Penyebab Keringat Dingin, Mulai dari Rasa Cemas dan Tanda Menopause

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi wanita berkeringat. Freepik.com/Cookie_studio

Ilustrasi wanita berkeringat. Freepik.com/Cookie_studio

IKLAN

4. Menstruasi

Sebelum menstruasi, biasanya terjadi penurunan kadar estrogen sehingga memicu keringat dingin. "Kondisi ini biasanya berlangsung beberapa hari, kemudian menghilang seiring meningkatnya kadar hormon untuk siklus reproduksi berikutnya," jelas Dr. Purdie. Keringat dingin yang disebabkan menstruasi biasanya tidak memerlukan perawatan, tetapi jika kondisi ini mengganggu dalam waktu yang lama, segera periksa ke dokter.

5. Demam

Demam adalah reaksi tubuh terhadap infeksi atau peradangan. Ketika demam turun atau kondisi tidak stabil, tubuh dapat mengeluarkan keringat dingin untuk mendinginkan tubuh. Dr. Ungerleider menjelaskan hal ini dapat diatasi dengan meminum antibiotik, tetap ter-hidrasi, dan istirahat yang banyak. Jika demam semakin parah, segera kunjungi layanan kesehatan.

6. Efek Samping Obat

Beberapa obat memiliki efek samping yang menyebabkan keringat dingin. "Pengobatan dapat mengubah keseimbangan hormon tubuh atau mempengaruhi saraf sehingga muncul keringat dingin," jelas Dr. Ungerleider. Dr. Purdie juga memberitahu bahwa obat-obatan seperti Lupron, obat endometriosis dan fibroid, lalu Clomid, obat infertilitas, dapat memicu keringat dingin.

Jika terjadi efek samping ini saat awal pemakaian suatu obat, segera konsultasi dan sesuaikan resep obat dengan dokter.

7. Melahirkan

Dampak bagi ibu setelah melahirkan adalah menurunnya kadar estrogen secara signifikan yang menyebabkan keringat dingin, terutama di malam hari. Sama halnya dengan menstruasi, kondisi ini akan hilang setelah beberapa waktu karena hormon perlahan kembali stabil. Karena itu keringat dingin akibat melahirkan tidak memerlukan perawatan khusus, kecuali jika kondisi terus belanjutt dalam waktu yang lama.

Lantas, Bagaimana Cara Mengatasi Keringat Dingin?

Tentunya memahami penyebab dasar keringat dingin yang dialami. Dengan mengetahuinya, akan mudah mendapatkan tindakan pengatasan yang tepat.
Jika keringat dingin disebabkan kecemasan atau serangan panik, Dr. Ungerleider menyarankan untuk melakukan relaksasi seperti terapi, yoga, atau menulis jurnal.

Jika kondisi ini disebabkan oleh menurunnya kadar hormon; menstruasi, melahirkan, dan menopause, selain konsultasi dengan dokter, menyesuaikan gaya hidup juga akan membantu seperti istirahat atau memilih pakaian yang tepat.

Keringat dingin memanglah kondisi yang wajar terjadi, sehingga tidak perlu dikhawatirkan. Namun, keringat dingin yang berlebih dalam jangka waktu yang lama tentu akan mengkhawatirkan. Segera konsultasi ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.

Pilihan Editor: Dampak Obesitas bagi Perempuan, Bisa Alami Gejala Menopause yang Parah

ANNISA YASMIN | POPSUGAR

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Halaman

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."