Rumus Kepemimpinan ala Menlu Retno Marsudi; Jujur, Komunikasi, dan Budaya Egaliter

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Tempo/Tony Hartawan

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Tempo/Tony Hartawan

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Hampir dua periode masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi atau akrab disapa Retno Marsudi mengabdi dan membawa nama Indonesia harum di kancah internasional. Banyak yang penasaran, salah satunya Cantika bagaimana rumus kepemimpinan yang dijalankan oleh perempuan kelahiran  27 November 1962 ini. 

Mengawali cerita, Retno mengatakan rasanya bangga bisa bergabung di Kementerian Luar Negeri yang sudah menerapkan merit sistem. Sebagai informasi, merit sistem merupakan salah satu sistem dalam manajemen sumber daya manusia yang menjadikan kualifikasi, kompetensi dan kinerja sebagai pertimbangan utama dalam proses perencanaan, perekrutan, penggajian, pengembangan, promosi, retensi, disiplin dan pensiun pegawai. Mulanya, merit sistem banyak diterapkan di organisasi sektor swasta, yang kemudian belakangan mulai berkembang dan diadaptasi juga oleh sektor publik. 

"Saya bangga dalam arti waktu orang zaman reformasi, kemlu salah satu kementerian pertama yang dari segalanya yang sudah melakukan reformasi, termasuk merit sistem. Waktu itu sudah mulai di zamannya menteri Hassan Wirajuda, sehingga semua orang akan diukur dari kinerjanya secara transparan," ucapnya kepada Cantika, Selasa, 29 Agustus 2023, di Kantor Kementerian Luar Negeri. 

"Nah, dengan begitu orang-orang seperti saya misalnya. Satu, saya adalah perempuan. Dua, saya adalah orang yang tidak punya kenalan pejabat-pejabat. Pejabat di luar maupun pejabat didalam Kemlu. Yang ketiga, saya sendiri adalah anak dari keluarga yang sangat sederhana. Jadi datang dari Semarang kuliah di Yogyakarta ke sini, enggak ngerti siapa-siapa, enggak kenal siapa-siapa."

Berpijak pada merit sistem yang dibangun secara transparan itu kemudian membuka jalan bagi pegawai Kemlu untuk cepat naik. Nah, dari bangunan merit sistem yang dipersiapkan oleh Pak Hassan Wirajuda saat itu, lanjut Retno, potensi anak muda di Kemlu bisa melejit. "Kami memiliki komitmen sangat kuat untuk melanjutkannya karena kami adalah buah dari sebuah sistem yang bagus, jadi kita berkomitmen untuk meningkatkan agar semakin baik," ucap alumnus Universitas Gadjah Mada ini. 

Oleh sebab itu, sederet rumus kepemimpinan Retno ialah jujur yang turunannya transparan dan membiasakan budaya egaliter. "Misalkan ada sesuatu yang perlu didebat maka lakukanlah.  Jadi di sini, tuh, sangat dianjurkan bagi teman-teman untuk mendebat saya karena kan pikiran saya belum tentu benar. Ada perspektif lain yang harus dipertimbangkan," ungkap perempuan asal Semarang ini. 

Kedua, lanjut Retno ialah komunikasi yang terbuka khususnya menyampaikan pandangan yang mereka miliki. Keterbukaan dalam komunikasi menjadi kunci penting untuk melengkapi kejujuran. "Pokoknya sebuah kepemimpinan atau leadership itu jangan sampai ada kehilangan komunikasi. One day ada kehilangan komunikasi, maka yang terjadi adalah ketakutan, cenderung hanya menyampaikan hal-hal yang bagus yang akan menjadikan kita enggak pas dalam mengambil keputusan," ungkapnya. 

Sikap jujur, transparan, dan komunikasi yang terus terjalin menjadikan iklim bekerja di Kemlu terbiasa dengan budaya egaliter. Retno yakin, kelak jika merit sistem terus ditingkatkan membuat kesempatan anak muda termasuk perempuan bisa menduduki jabatan-jabatan strategis bahkan sampai memimpin Kemlu. 

Pilihan Editor: Cerita Perjalanan Menjabat Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi: Dari No Body Menjadi Somebody

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

         

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."