5 Cara Membangun Tempat Kerja yang Aman bagi Kesehatan Mental

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi perundungan di tempat kerja atau workplace bullying. Foto: Freepik.com

Ilustrasi perundungan di tempat kerja atau workplace bullying. Foto: Freepik.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Ketika dunia perlahan-lahan kembali normal setelah pandemi ini, sebagian besar orang masih mulai menerima keadaan normal yang baru. Kini, meskipun kembali ke keadaan normal tampak seperti sebuah perubahan positif, hal ini bisa menjadi pemicu kuat masalah kesehatan mental dan bahkan pemikiran tentang ketidakberdayaan dan keputusasaan ketika orang-orang melanjutkan gaya hidup sebelum Covid setelah dua tahun menghadapi tantangan pribadi dan profesional.

“Dalam keadaan seperti ini, perasaan cemas terhadap kinerja, ketidakpastian pekerjaan, wajah-wajah baru di lingkungan kerja, kebijakan baru, hierarki baru, atau bahkan badan pengelola baru di tempat kerja, semuanya dapat memicu respons yang luar biasa,” kata Dr Ashwin Naik, salah satu pendiri, Kesehatan Manah.

Menurut Studi Global yang dilakukan oleh Oracle Workplace Intelligence, sebuah firma penelitian dan penasihat SDM, hingga 89 persen pekerja di India melaporkan bahwa pandemi ini berdampak negatif pada kesehatan mental mereka. Laporan tersebut juga menemukan bahwa hingga 32 persen orang India merasa kelelahan karena terlalu banyak bekerja sejak pandemi melanda. 

Laporan tersebut lebih lanjut menyoroti bahwa orang-orang India mempunyai tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan sebagian besar pekerja di dunia, dengan 36 persen pekerja di India memiliki kesehatan mental yang buruk (dibandingkan dengan 28 persen secara global), 32 persen kurang memiliki motivasi kerja (dibandingkan dengan 25 persen secara global), dan 31 persen merasa terputus dari kehidupan pribadinya (dibandingkan dengan 23 persen di seluruh dunia).

Di bawah ini tercantum beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh para manajer bisnis dan SDM untuk menyediakan tempat kerja yang lebih aman secara emosional dan kesehatan mental. memungkinkan karyawan untuk melanjutkan pekerjaan dalam budaya kerja yang lebih positif dan mendukung

1. Lakukan penilaian kesejahteraan

‘Penilaian kesejahteraan emosional saat kembali bekerja’ dapat membantu mengidentifikasi posisi masing-masing karyawan, kekhawatiran mereka, tantangan spesifik yang mereka hadapi, dan dukungan yang mereka perlukan. Ini bukan sekedar survei namun penilaian kesejahteraan psikologis menyeluruh untuk memastikan dukungan dapat diberikan di mana pun dan kapan pun diperlukan. Mengidentifikasi dan mengakui tantangan yang telah mereka atasi selama pandemi dan tetap proaktif dan gigih dalam mengkomunikasikan dengan jelas upaya pencegahan untuk membuat mereka merasa aman saat membuka kembali ruang kerja, merupakan latihan membangun kepercayaan yang penting untuk menciptakan tempat kerja yang aman secara emosional.

2. Menghilangkan stigma terhadap kesehatan mental

“Stigma tabu dan sosial yang melekat pada kesehatan mental adalah salah satu alasan utama mengapa kebanyakan orang tidak dapat mencari bantuan atau pengobatan profesional. Menghilangkan stigma terhadap percakapan atau masalah yang berhubungan dengan kesehatan mental adalah langkah pertama menuju membangun lingkungan kerja yang aman secara emosional dan mendukung di mana seseorang tidak merasa terancam atau tidak aman dalam mencari bantuan,” lanjutnya.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."