Diet Sampai Kekurangan Karbohidrat, Ini Efek Buruknya untuk Kesehatan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi nasi putih. Freepik.com/xb100

Ilustrasi nasi putih. Freepik.com/xb100

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Banyak orang diet dengan mengurangi konsumsi karbohidrat yang merupakan zat gula, pati, dan serat makanan yang terdapat dalam makanan nabati. Makanan tinggi karbohidrat antara lain beras, jagung, ubi jalar, kentang, dan kacang-kacangan. Tapi bagaimana jika tubuh kekurangan karbohidrat?

Tubuh memecah zat karbohidrat menjadi glukosa, yang menghasilkan energi untuk beraktivitas. Secara umum, orang dianjurkan mengonsumsi antara 45 sampai 65 persen kalori dalam bentuk makanan berkarbohidrat per hari. Namun ini bisa disesuaikan kembali, tergantung pada besar tubuh, tingkat aktivitas, dan pengendalian gula darah, sebagaimana dikutip dari Medical News Today. 

Apa Saja Dampak Negatif Kekurangan Karbohidrat

1. Kelelahan 

Dikutip dari Verywell Fit, kelelahan menjadi masalah umum saat kekurangan karbohidrat. Sebab karbohidrat bertindak sebagai sumber energi dan bahan bakar bagi tubuh. 

Kekurangan karbohidrat secara ekstrim dapat menyebabkan penurunan berat badan, menurunkan energi harian, dan memperlambat metabolisme tubuh. 

2. Sakit Kepala 

Kekurangan asupan karbohidrat sama saja mengurangi asupan zat gula. Ini dapat menyebabkan sakit kepala dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda, tergantung seberapa ekstrim tubuh kekurangan karbohidrat. 

3. Bau Mulut 

Bau mulut (halitosis) adalah efek samping dari kekurangan zat karbohidrat yang sering dilaporkan. Terkadang bau mulut disertai rasa tidak enak atau ketidaknyamanan di mulut. 

Saat kekurangan karbohidrat, tubuh beralih ke keton sebagai bahan bakar karena tidak adanya glikogen yang diinginkan. Keton ini dikeluarkan melalui saluran buang air kecil dan pernapasan. Menghembuskan keton di jalur pernapasan menjadi penyebab terciptanya bau mulut. 

4. Penurunan Performa Atletik 

Saat kekurangan karbohidrat tubuh akan menggunakan glikogen (energi simpanan) untuk melakukan aktivitas fisik. Ini menyebabkan penurunan kemampuan selama berolahraga maupun aktivitas harian. 

5. Risiko Kematian 

Dikutip dari Livestrong, meski belum meyakinkan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa kekurangan karbohidrat mungkin meningkatkan risiko kematian. Studi 2013 yang ditampilkan di PLOS One menunjukkan bahwa, meskipun diet rendah karbohidrat tidak dikaitkan dengan peningkatan risiko jantung, hal ini dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian yang disebabkan oleh semua hal secara signifikan. 

Pilihan Editor:

DELFI ANA HARAHAP | S DIAN ANDRYANTO

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."