Fujianti Utami Putri Mengidap Skoliosis, Ketahui Penyebab dan Gejala Awalnya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Content creator, Fujianti Utami Putri atau lebih dikenal Fuji An. Foto: Instagram/@fuji_an

Content creator, Fujianti Utami Putri atau lebih dikenal Fuji An. Foto: Instagram/@fuji_an

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Selebgram Fujianti Utami Putri atau yang akrab disapa Uti oleh kalangan penggemar, membagikan kondisinya yang terkena skoliosis. Kabar tak mengenakkan tersebut diketahui usai unggahannya pada akun instagram @fuji_an, "Namanya juga hidup, kadang lurus, kadang miring, hehe," tulisnya sebagai keterangan. 

Postingan tersebut didukung oleh foto hasil rontgen pada tubuhnya. Pada foto tersebut terlihat bentuk tulang belakang Fuji yang tampak melengkung dan tidak lurus seperti umumnya.  

Lantas, apa itu skoliosis? Berikut penjelasannya. 

Mengutip dari RSUD Sidoarjo, skoliosis adalah salah satu kelainan bentuk tulang belakang yang dapat terjadi akibat kesalahan aktivitas yang dilakukan terus-menerus sehingga ada perubahan bentuk di tulang bagian belakang. 

Skoliosis umumnya bergejala ringan, namun seiring bertambahnya usia, gejalanua dapat berkembang menjadi lebih parah, terkhusus pada wanita. Skoliosis dapat menyebabkan terjadinya berbagai gangguan komplikasi berbahaya seperti jantung, paru-paru atau kelemahan pada kaki bila skoliosis berkembang menjadi kondisi yang semakin parah. 

Gejala yang dialami oleh penyandang skoliosis salah satunya adalah tulang belakang melengkung secara abnormal ke arah samping. Selain itu, bahu dan/atau pinggul kiri dan kanan tidak sama tingginya. Penderita juga akan merasakan nyeri punggung dan kelelahan pada tulang belakang setelah duduk atau berdiri lama. Skoliosis yang berat (dengan kelengkungan yang lebih besar dari 60 derajat) bahkan bisa menyebabkan gangguan pernapasan, mengutip dari RS Pondok Indah. 

Penyebab terjadinya skoliosis pun beragam, mulai dari cedera tulang belakang (terjatuh dari tempat tinggi, kecelakaan, tertimpa benda berat dipunggung), infeksi tulang belakang, bantalan dan sendi tulang belakang yang mulai aus akibat usia, bawaan lahir (kondisi yang menadakan perkembangan tulang belakang yang tidak sempurna saat janin berada di dalam kandungan) serta gangguan saraf dan otot (Skoliosis Neuromuskular). 

Melansir dari laman Yankes Kemkes, selain penyebab, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena kelainan tulang belakang. Faktor risiko dari penyakit skoliosis adalah usia, jenis kelamin (anak perempuan memiliki risiko jauh lebih tinggi pada tingkat keparahan sehingga membutuhkan perawatan lebih dini) serta riwayat kesehatan keluarga. 

Skoliosis dapat ditangani dengan jalan operasi dan non-operasi. Kedua cara tersebut memiliki tujuan untuk menghentikan progresivitas tulang, menyeimbangkan bentuk tubuh, dan membuat tulang belakang yang bengkok lebih lurus. Cara non-operasi dapat dilakukan dengan melakukan olahraga seperti berenang, peregangan tubuh atau stretching, fisioterapi, dan olahraga punggung. Berbagai tindakan ini dilakukan untuk menguatkan otot punggung. Cara-cara ini dilakukan untuk mencegah bertambahnya sudut skoliosis dan untuk membuat postur tubuh lebih baik. 

Pilihan Editor: Rutinitas Skincare ala Fujianti Utami Putri, Toner Tergantung Mood dan Harus Pakai Sunscreen

AN NISA RISTIANTI

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."