CANTIKA.COM, Jakarta - Kamu sering merasa pegal di pinggang yang nggak sembuh-sembuh? Jangan buru-buru mikir itu cuma kecapekan atau kurang tidur, ya. Bisa jadi, itu tanda awal dari saraf kejepit, kondisi yang ternyata bisa bikin kamu lumpuh lokal kalau nggak ditangani serius!
Menurut dr. Irca Ahyar, Sp.N, DFIDN dari DRI Clinic, saraf terjepit bukan penyakit musiman yang bisa sembuh sendiri. Justru, banyak pasien baru sadar setelah bertahun-tahun "membiarkan" gejalanya muncul-hilang. Nah, biar kamu nggak termasuk yang terlambat sadar, yuk kenali 5 fakta penting soal saraf terjepit berikut ini:
1. Bukan Muncul Seketika, Tapi Akumulasi dari Trauma Lama
Kamu pikir jatuh dari pohon pas kecil cuma meninggalkan memori lucu? Salah besar. Menurut dr. Irca, banyak kasus saraf terjepit di usia dewasa justru berasal dari trauma masa kecil yang nggak ditangani dengan benar.
“Misalnya dulu pernah jatuh terduduk, tapi dibiarkan saja. Lalu saat dewasa, otot pinggang tertarik saat angkat galon, dan baru deh muncul gejalanya,” jelasnya.
Saraf terjepit bisa muncul akibat trauma baru (seperti kecelakaan motor atau olahraga berat), atau akumulasi trauma lama. Jadi, jangan remehkan jatuh kecil yang kamu alami waktu kecil, ya!
2. Gejalanya Mirip Pegal Biasa, Tapi Lebih Konsisten
Kalau pegal biasa bakal hilang setelah dipijat atau istirahat, beda halnya dengan pegal karena saraf terjepit. Gejalanya bisa terasa konsisten di area yang sama, kadang menyebar ke bokong atau paha, bahkan hingga ujung kaki. Ada juga sensasi tersetrum atau mati rasa.
“Kalau rasa pegalnya nggak pindah-pindah dan muncul terus di tempat yang sama, itu sinyal kuat untuk periksa lebih lanjut,” saran dr. Irca.
3. Saraf Terjepit Bisa Sebabkan Kelumpuhan Lokal
Yes, you read that right. Kalau dibiarkan, saraf terjepit bisa menyebabkan kerusakan saraf permanen bahkan kelumpuhan lokal. Misalnya, saraf di bagian punggung bawah yang seharusnya menggerakkan paha bisa rusak. Akibatnya, bagian otot itu mengecil dan kehilangan fungsi gerak maupun rasa.
“Bahkan kalau kaki ditusuk benda tajam pun, kamu nggak akan merasa apa-apa,” tambah dr. Irca. Serem, kan?
4. Nggak Bisa Sembuh Sendiri, Tapi Bukan Nggak Bisa Disembuhkan
Saraf bukan seperti kulit yang cepat beregenerasi. Regenerasi saraf butuh waktu lama dan proses bertahap. Makanya, banyak pasien merasa putus asa karena sakitnya nggak kunjung hilang, padahal perawatan belum selesai.
Menurut dr. Irca, banyak pasien yang berhenti terapi setelah merasa nyerinya hilang sedikit. Padahal, “Kalau jarak antar tulang belum normal, saraf masih bisa kejepit lagi. Makanya penting untuk menyelesaikan proses perawatan sampai tuntas.”
5. Stretching dan Skrining Jadi Kunci Pencegahan
Kamu bisa mencegah saraf terjepit dengan mengenali batas kemampuan tubuh sendiri. Jangan asal ikut tren angkat beban kalau otot punggung kamu belum terbentuk. Mulai rutin stretching dan perbaiki postur juga bisa bantu mencegah risiko saraf terjepit.
“Anak sekolah dan remaja sebaiknya mulai menjalani skrining tulang belakang. Ini penting supaya kalau nanti ada keluhan, dokter bisa menilai dengan lebih akurat,” tutur dr. Irca.
Melalui layanan di DRI Clinic, dr. Irca mengedepankan pendekatan medis yang juga bersifat edukatif. Ia percaya bahwa pemahaman masyarakat terhadap kesehatan saraf perlu ditingkatkan agar tidak ada lagi anggapan bahwa nyeri pinggang adalah hal biasa yang akan sembuh sendiri.
“Semakin cepat seseorang memahami tanda-tanda awal gangguan saraf, semakin besar peluang untuk mencegah kerusakan permanen. Saraf terjepit bukan sekadar soal nyeri, tapi bisa berdampak serius pada kualitas hidup,” pungkasnya.
Dengan semakin banyaknya kasus saraf terjepit yang muncul di usia muda, penting bagi masyarakat untuk mulai lebih peduli terhadap riwayat trauma tubuh, sekecil apapun, dan tidak menganggap remeh rasa nyeri yang menetap. Pemahaman ini bisa menjadi langkah awal dalam menjaga kesehatan saraf jangka panjang.
Jangan tunggu sampai nyeri pinggang bikin kamu nggak bisa berdiri atau bahkan lumpuh lokal. Yuk, mulai lebih aware sama kondisi tubuh sendiri, jangan sepelekan pegal yang datang terus-menerus. Karena bisa jadi, itu bukan pegal biasa, tapi alarm awal dari saraf kejepit.
Pilihan Editor: Pemakai Sepatu Hak Tinggi Berisiko Pengaruhi Tulang Belakang, Hati-hati Girls!
DRI Clinic
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika