Mulai Usia Berapa Idealnya Anak Bisa Diajari Memilih? Simak Pendapat Ahli

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi anak mandiri/Freepik.com-our-team

Ilustrasi anak mandiri/Freepik.com-our-team

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Seringkali orang tua mendapati kondisi saat memberi pilihan kepada anak-anak mereka. Apakah anak-anak sudah bisa diajari memilih sejak usia dini?  Spesialis anak yang tergabung dalam Ikatan Dokter Anak Indonesia Dokter Yuni Astria, mengatakan anak bisa mulai diajari memilih sejak usianya 18 bulan hingga tiga tahun dan didahului pilihan-pilihan yang mudah.

"Ini kelihatannya sederhana tetapi perlu dilatih. Kita melatih suatu kemampuan untuk melakukan aktualisasi, value dan dilatih dari sedini mungkin, 18 bulan sampai tiga tahun," kata dia dalam acara media di Jakarta, Kamis.

Yuni mencontohkan orang tua misalnya bisa meminta anak memilih lauk makan siang antara ayam atau ikan, atau bertanya pilihan warna sepatu merah atau biru untuk dikenakan hari ini.

Pada prinsipnya, orang tua harus memberikan pilihan yang mereka setujui dan bukan merupakan pilihan dengan jawaban ya atau tidak. "Jangan beri pilihan yang jawabannya ya atau tidak. Misalnya, 'kamu mau makan atau enggak?' Kalau dijawab tidak, bagaimana? Pilihan itu yang berada dalam koridor kita setuju," kata Yuni yang pernah menempuh pendidikan di Universitas Indonesia itu.

Dia berpendapat, memberikan pilihan pada anak merupakan bagian dari asuh atau pengasuhan orang tua pada anak mereka. Ini juga menjadi kebutuhan primer anak yang harus dilengkapi termasuk imunisasi.

Tak hanya asuh, sambung Yuni, anak juga harus diberikan asih dan asah yang adekuat. Asih yakni memberikan pujian, dukungan ketika anak bisa melakukan sesuatu walaupun bukan sesuatu yang kompleks.

Sementara asah yakni memberikan anak stimulus setiap saat dan terus menerus demi perkembangan motorik kasar dan halus, sosial dan bahasa mereka. Stimulasi dilakukan perlahan dan tanpa unsur paksaan terhadap anak.

"Kadang kita berhenti di asuh. Sudah cukup kebutuhan finansial untuk anak, saya beli mainan, makanan, asuh cukup. Yang lain-lain akhirnya lebih banyak menatap gawai," tutur Yuni yang kini berpraktik di RS Karya Medika itu.

Dia menambahkan, pemberian asah, asih dan asuh yang adekuat pada anak ini agar nantinya mereka dapat menjadi generasi pemimpin mandiri dan percaya diri yang mumpuni.

Pilihan Editor: 4 Cara Menciptakan Ruang Belajar yang Aman untuk Anak

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika


Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."