Mengenal 2 Jenis Eksfoliasi Wajah, dan Seberapa Sering Perlu Melakukannya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi eksfoliasi wajah. Freepik.com/Lookstudio

Ilustrasi eksfoliasi wajah. Freepik.com/Lookstudio

IKLAN

Seberapa Sering Sebaiknya Eksfoliasi Wajah?

Sebagai aturan umum, lebih baik melakukannya dalam jumlah yang sedikit. Tujuannya bukan membuat wajah menjadi merah seperti bit atau terasa terbakar, tetapi untuk membantu proses pengelupasan kulit alami secara lembut sehingga wajah terlihat bercahaya. Lantas, seberapa sering kita harus melakukan eksfoliasi wajah? Jawabannya tergantung pada jenis kulit

Menurut Dr. Shah, orang dengan kulit sensitif tak disarankan melakukan eksfoliasi wajah. Sebab sering mengalami kesulitan dalam mencari produk perawatan wajah yang tidak menyebabkan iritasi, dan kulit mereka cenderung memerah dan terasa gatal.

Namun, jika kamu merasa perlu untuk melakukannya, cukup gunakan pembersih krim dengan persentase asam glikolat yang rendah, digunakan hanya sekali dalam seminggu.

Bagi mereka yang memiliki kulit berminyak, memiliki lebih banyak fleksibilitas dalam melakukan eksfoliasi wajah. Dr. Shah menyarankan untuk rutin eksfoliasi wajah hingga empat kali dalam seminggu, bisa memilih eksfoliasi kimiawi maupun mekanis. Salah satu opsi yang bisa dicoba adalah menggunakan pembersih berbasis AHA dua hingga tiga kali seminggu dan menggunakan pad pengelupasan wajah sekali dalam seminggu. Sebagai alternatif, juga bisa menggunakan retinoid setiap hari.

Bagi mereka dengan kulit normal hingga kombinasi, Dr. Shah merekomendasikan untuk melakukan eksfoliasi wajah dua kali dalam seminggu menggunakan retinoid atau pembersih dengan kandungan AHA atau BHA.

Hindari Eksfoliasi Wajah di Kondisi Ini

Jika kamu sedang mengalami jerawat, kamu mungkin tergoda untuk melakukan eksfoliasi, tetapi sebaiknya hindari metode mekanis yang kasar. "Saya telah melihat banyak pasien jerawat saya mengalami efek negatif dari pengelupasan kulit yang terlalu agresif," kata Dr. Shah.

Mengapa demikian? Jika kamu memiliki jerawat kistik atau jerawat kronis, kulitmu sudah dalam kondisi peradangan. Jadi, mengiritasi kulit lebih lanjut dengan eksfoliator yang terlalu kasar dapat meninggalkan bekas hitam yang dikenal sebagai hiperpigmentasi pasca-inflamasi. Tanda ini bisa bertahan lebih lama (dan seringkali lebih sering terjadi) pada orang dengan warna kulit cokelat hingga kulit yang lebih gelap.

Dr. Shah menambahkan bahwa eksfoliator kimiawi dapat membantu dalam beberapa kasus, tetapi disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter kulit sebelum menggunakannya, agar kamu bisa mengambil pendekatan yang lebih bijaksana terhadap rutinitas pengelupasan kulitmu.

Ada beberapa situasi lain di mana sebaiknya menunda eksfoliasi, yakni ketika kamu memiliki luka atau lecet terbuka di wajah, mengalami infeksi seperti herpes bibir (karena bisa menyebar!), atau jika kulitmu terbakar sinar matahari. Pada saat-saat tersebut, kulit membutuhkan pelembap dan perawatan lembut lebih ketimbang eksfoliasi wajah.

Pilihan Editor: 4 Cara Eksfoliasi Wajah yang Benar, Menurut Dokter Kulit

WIDYA FITRIANINGSIH | WOMEN'S HEALTH

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Halaman

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."