Demam Berdarah Masih Mengancam, 3M dan Vaksin jadi Pencegahan Maksimal

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi nyamuk (Pixabay.com)

Ilustrasi nyamuk (Pixabay.com)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta -  Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI, dari awal tahun sampai dengan minggu ke-20 tahun 2023 telah tercatat 33,027 kasus demam berdarah dengan 258 kematian.

Kasus paling tinggi di tahun 2016, kasus kematian mencapai 1000-an, karena keterlambatan dan shock yang tak bisa diatasi. Dengan demikian, kasus demam berdarah masih menjadi ancaman nyata bagi masyarakat Indonesia di sepanjang tahun. 

Kementerian Kesehatan RI menargetkan angka kasus demam berdarah yaitu kurang dari 10 per 100.000 penduduk pada 2024, dan akan 0 kasus kematian pada tahun 2030. Selain Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus, terbaru Kementerian Kesehatan RI memanfaatkan teknologi Wolbachia. 

Wolbachia merupakan bakteri yang dapat tumbuh alami pada serangga terutama nyamuk, kecuali nyamuk aedes aegypti. Bakteri ini bisa melumpuhkan virus dengue, jadi bila ada nyamuk aedes aegypti menghisap darah.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Dokter Siti Nadia Tarmizi  Penanganan dari masyarakat menjadi sangat penting. Terlebih efek pandemi membuat semua kegiatan dilakukan di rumah. "Penting diperhatikan jika nyamuk sangat menyukai genangan air bersih, penampungan air dispenser, dan pot tanaman. Oleh sebab itu jaga agar jangan sampai ada air bersih menggenang," imbau Nadia

Nadia mengatakan dari sejak awal kasus DBD ditemukan, sejumlah pihak sudah mencari vaksin dengan perjuangan yang tidak mudah. Maka dari itu, Nadia juga mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh Takeda dalam membantu memerangi demam berdarah di Indonesia. 

Talkshow Demam Berdarah di Sekitar Kita bersama Ringgo Agus Rahman dan Sabai Morscheck, Rabu, 31 Mei 2023 di Jakarta/Foto: Cantika/Ecka Pramita

"Kerjasama dengan dukungan mitra antara pemerintah dan Takeda yang kuat akan membantu mempercepat tercapainya target eliminasi demam berdarah di Indonesia" ungkapnya. 

Saat ini sudah ada vaksin DBD yang dapat menjadi pilihan untuk perlindungan dari DBD, dan vaksin ini bisa diberikan dari usia anak sampai dewasa. Walau belum menjadi program tetapi ini sudah menjadi imunisasi pilihan yang direkomendasikan. 

Vaksinasi demam berdarah di rekomendasikan untuk anak dan dewasa oleh asosiasi medis terkait yaitu Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI).

Takeda dalam komitmennya untuk mendukung program Pemerintah guna menurunkan angka kematian akibat demam berdarah, bersama dengan para pemangku kepentingan terkait mengajak masyarakat untuk melengkapi perlindungan keluarga dan bersama melawan demam berdarah dengan 3 M dan vaksin. 

Pilihan Editor: Beda Demam Dengue dengan Demam Berdarah Dengue, Apa Gejalanya

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."