5 Mitos Hiperpigmentasi yang Perlu Kamu Ketahui

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi hiperpigmentasi. Shutterstock

Ilustrasi hiperpigmentasi. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Hiperpigmentasi adalah kondisi kulit umum yang ditandai dengan bercak-bercak kulit yang gelap. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti paparan sinar matahari, perubahan hormonal, bekas jerawat, dan obat-obatan tertentu. Sayangnya, ada beberapa mitos dan kesalahpahaman seputar hiperpigmentasi yang dapat menyebabkan kebingungan dan pengobatan yang tidak efektif. Berikut lima mitos hiperpigmentasi  yang paling banyak bererdar di masyarakat menurut Dr. Divya Poulose, Dokter Kulit di Chicnutrix,  India, seperti dikutip dari Hindustan Times, pada Rabu, 31 Mei 2023.

1. Hiperpigmentasi Hanya Menyerang Orang Kulit Gelap

Meskipun benar bahwa hiperpigmentasi lebih terlihat pada individu dengan warna kulit lebih gelap, hiperpigmentasi dapat memengaruhi orang dari semua latar belakang etnis. Orang dengan kulit putih juga rentan terhadap hiperpigmentasi, terutama setelah paparan sinar matahari yang berlebihan.

2. Hiperpigmentasi akan Hilang dengan Sendirinya

Bergantung pada tingkat keparahan dan penyebab yang mendasarinya, mungkin diperlukan waktu beberapa bulan atau bahkan bertahun-tahun agar hiperpigmentasi menjadi cerah. Namun, perawatan yang ditargetkan, seperti krim topikal, pengelupasan kimia, dan terapi laser, dapat membantu mempercepat proses memudar.

3 Tabir Surya Tidak Diperlukan untuk Kulit Hiperpigmentasi

Tabir surya sangat penting untuk mengatasi hiperpigmentasi. Sinar ultraviolet (UV) matahari yang berbahaya dapat memperburuk hiperpigmentasi yang ada dan memicu produksi lebih banyak melanin, memperburuk kondisi tersebut. Mengoleskan tabir surya spektrum luas dengan SPF tinggi secara teratur sangat penting untuk melindungi kulit Anda dan mencegah penggelapan lebih lanjut.

4. Hydroquinone, Satu-satunya Pengobatan yang Efektif

Hydroquione adalah bahan yang biasa digunakan dalam krim pencerah kulit, tetapi ini bukan satu-satunya pilihan pengobatan yang efektif. Kandungan lain seperti kojic acid, azelaic acid, retinoid, dan vitamin C terbukti efektif mengurangi hiperpigmentasi.

Penting untuk berkonsultasi dengan dokter kulit untuk menentukan rencana perawatan terbaik untuk kebutuhan khusus Anda.

5. Hiperpigmentasi Tidak Dapat Dicegah

Meskipun tidak selalu mungkin untuk mencegah hiperpigmentasi sepenuhnya, ada tindakan pencegahan yang dapat Anda lakukan. Contohnya, hindari paparan sinar matahari yang berlebihan, terutama pada jam sibuk, dan secara konsisten memakai pakaian pelindung dan tabir surya. Menetapkan rutinitas perawatan kulit yang baik termasuk pengelupasan kulit yang lembut dan penggunaan serum pencerah juga dapat membantu mencegah hiperpigmentasi.

"Dengan menyanggah mitos umum seputar hiperpigmentasi ini, kami berharap dapat memberikan informasi yang akurat dan memberdayakan individu untuk membuat keputusan tentang perawatan kulit mereka," tegas Dr. Divya Poulose.

"Ingat, berkonsultasi dengan dokter kulit sangat penting untuk diagnosis yang akurat dan pengobatan hiperpigmentasi yang efektif. Dengan pendekatan yang tepat, Anda dapat secara efektif mengelola dan meminimalkan munculnya hiperpigmentasi untuk kulit yang lebih sehat dan lebih merata," tutupnya.

Pilihan Editor: Do dan Don'ts bagi Pemilik Masalah Kulit Hiperpigmentasi

HINDUSTAN TIMES

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."