8 Hal yang Perlu Diketahui sebelum Berkencan dengan Duda

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi kencan (pixabay.com)

Ilustrasi kencan (pixabay.com)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Jatuh cinta bisa ke siapa saja. Kamu yang lajang atau pernah menikah bisa saja jatuh hati dengan duda. Berkencan dengan pria yang pernah menikah sebelumnya membuktikan bahwa dia memiliki kemampuan dan kemauan untuk berkomitmen pada satu orang. Akan tetapi, ada sejumlah hal yang perlu kamu pertimbangkan sebelum berkencan dengan duda. Agar hubungan sehat yang tercipta, dan tidak membawa luka masa lalu ke hubungan baru.

1. Pemilihan Waktu

Bicara berkencan dengan seseorang yang pernah menikah, waktu adalah segalanya. Bahkan, kamu mungkin akan terkejut melihat betapa besar perbedaan yang dapat dibuat oleh beberapa bulan saja.

Berkencan dengan pria yang sedang dalam tahap awal perceraian jauh lebih sulit daripada berkencan dengan seseorang yang hampir selesai dengan prosesnya. Karena ia akan mengalami banyak emosi saat berurusan dengan perceraian, akan lebih sulit baginya untuk memulai hubungan baru yang sehat dengan kamu.

Meskipun dia mungkin berpikir bahwa dia sudah siap untuk melanjutkan hidup, kemungkinan besar perpisahannya akan lebih sulit dari yang dia bayangkan. Sederhananya, jika waktunya tidak tepat, hubungan itu tidak akan berhasil.

2. Siap Mendengar Soal Mantan Istrinya

    Tidak ada seorang pun yang senang mendengar pasangannya berbicara tentang mantan mereka. Tetapi kemungkinan besar, kamu akan mendengar itu dari duda.  Meskipun ini bisa menjadi pengalaman yang luar biasa atau canggung, cobalah untuk menempatkan diri kamu pada posisinya. Jika kamu mengalami peristiwa yang mengubah hidupmu, kamu mungkin juga ingin membicarakannya dengannya.

    Dalam hal ini, hal terbaik yang dapat kamu lakukan adalah mendengarkan apa yang dia ceritakan kepadamu, dan kemudian lanjutkan. Jangan terlalu menganalisis apa yang dia katakan kepada kamu atau menjadi stres ketika dia terlihat fokus pada mantannya.

    Mungkin terlihat bahwa mantan selalu ada di pikirannya, tapi cobalah untuk melihat gambaran yang lebih besar dan pertimbangkan situasi yang ada. Selain itu, cobalah untuk menghindari percakapan yang berlebihan tentang mantannya atau perceraiannya. Ingatlah, kamu bukan terapisnya.

    Iklan

    Berita Terkait

    Rekomendasi Artikel

    "Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."