Adegan Favorit Film Buya Hamka ala Najwa Shihab, saat Buya Menolak Poligami

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Najwa Shihab/Foto: Instagram

Najwa Shihab/Foto: Instagram

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Film biopik Buya Hamka tengah diputar di bioskop kesayangan Anda. Pada penayangan film Buya Hamka volume 1 ini menamoilan elemen penting masa-masa perjuangan Buya Hamka membela Islam dan negara Indonesia. 

Film Buya Hamka mengisahkan perjalanan seorang tokoh ulama Indonesia. Selain penggambaran kisah perjuangannya,  di film ini juga terdapat kisah romansa antara Buya dan istrinya, Siti Raham.

Menurut jurnalis sekaligus aktivis, Najwa Shihab, salah satu adegan penting dalam film “Buya Hamka” adalah saat Buya menolak untuk melakukan poligami.

“Ada moment-moment penting di film yang menurut saya juga menarik ketika Buya Hamka menolak berpoligami, itu bagian penting. Saya senang banget bagian itu masuk di dalam film ini," ujar wanita yang akrab disapa Nana ini, dalam siaran resminya. 

Sebelumnya, Najwa Shihab diketahui menjadi salah satu undangan yang hadir di Gala Premier film "Buya Hamka" yang diselenggarakan di Epicentrum XXI pada 9 April lalu. Saat itu, Najwa bersama tamu undangan lain pun juga berkesempatan untuk menyaksikan film "Buya Hamka" sebelum tayang di bioskop pada 19 April 2023.

Sosok Buya Hamka dikenal sebagai ulama, sastrawan, dan jurnalis yang berkharisma. Salah satu yang menarik dari sosok Buya Hamka adalah ia merupakan seorang suami yang setia pada istrinya, Siti Raham. Meskipun Buya memiliki dua istri, namun pernikahan kedua Buya Hamka dilaksanakan setahun setelah Siti Raham meninggal.

Dalam film Buya Hamka, adegan inilah yang cukup menjadi sorotan penonton adalah tentang bagaimana Buya Hamka menyikapi soal poligami. Diceritakan, saat menjalani masa-masa awalnya berumah tangga, Buya pernah ditawari poligami.

Keluhuran budi, kewibawaan dan luasnya ilmu Buya Hamka membuat seseorang menawarkan anak gadisnya bernama Ola untuk dinikahi sebagai istri kedua. Namun, Buya menolak tawaran tersebut dengan sopan. Meski Ola sempat menyitir surat an-Nisa ayat 3, Buya menegaskan bahwa surat itu ada lanjutannya. Yaitu untuk melakukan poligami, syaratnya harus adil dan Buya Hamka takut tidak bisa berbuat adil.

Sosok Siti Raham bagi Buya Hamka

Potongan adegan dalam film Buya Hamka. Kredit: Instagram Fajar Bustomi, sutradara film Buya Hamka 

Melansir laman Ulama Nusantara, pernikahan Buya Hamka dengan Hajjah Siti Raham terjadi pada tanggal 5 April 1929 setelah dua tahun bertunangan. Waktu itu usia Buya Hamka 21 tahun sedangkan Siti Raham 15 tahun. Pada awal-awal membangun rumah tangga, hidup Buya Hamka beserta keluarganya dijalani dalam kondisi penuh dengan keprihatinan. Ketika hendak menunaikan ibadah shalat saja harus bergantian, dikarenakan rumahnya sangat sempit. Hajjah Siti Raham yang memiliki hati mulia tersebut telah menerima kondisi yang demikian ini dengan apa adanya, tidak mengeluh bahkan menuntut di luar kemampuan Buya Hamka.

Siti Raham sebagai seorang istri sangat paham mengenai apa yang terbaik buat suaminya, Buya Hamka. Apa yang sekiranya lebih tepat atau cocok buat karakter maupun masa depan Buya Hamka. Pera Siti Raham atas kesuksesan Buya Hamka sangatlah besar. Ia menjadi teman perjuang hidup yang terbaik buat Buya Hamka. Memiliki sifat penyabar ketika menghadapi setiap ujian hidup, serta tetap setia berada di samping Buya Hamka apapun masalah yang telah menimpanya.

Buya Hamka menganggap istrinya sebagai teman perjuangan hidup sepanjang masa.  Setiap kali ketika terjadi suatu permasalahan, beliau melibatkan sang istri untuk memberikan masukan maupun keputusan.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."