Waspadai Gejala Maag Kronis saat Berpuasa, Nyeri di Bagian Perut Atas

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi maag. freepik.com

Ilustrasi maag. freepik.com

IKLAN

Beberapa penyakit yang dapat muncul apabila maag kronis tidak segera diobati adalah:

1. Kanker Lambung 

Maag kronis yang tidak diobati dengan tepat dapat berkembang menjadi kanker lambung. Hal ini karena asam lambung dapat mengikis lapisan lambung dan memicu perubahan struktur lapisan tersebut. Kanker ini tumbuh perlahan selama bertahun-tahun dan dapat menyebar ke organ tubuh lainnya.

2. Kanker kerongkongan 

Refluks asam lambung dapat menyebabkan iritasi pada lapisan kerongkongan dan jika terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama, dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan esofagus bagian bawah. Kerusakan ini dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker kerongkongan.

3. Penyempitan kerongkongan (striktur esofagus) 

Maag yang menyebabkan rasa sakit disebabkan oleh refluks asam yang menyebabkan iritasi pada lapisan kerongkongan. Lama kelamaan, kondisi ini dapat menyebabkan jaringan parut pada kerongkongan dan penyempitan kerongkongan (striktur esofagus). Striktur esofagus dapat menyebabkan kesulitan menelan, makanan tersangkut, dan nyeri dada.

4. Luka di kerongkongan (ulkus esofagus) 

Asam lambung memiliki kemampuan untuk menghilangkan jaringan pada kerongkongan dan mengakibatkan terbentuknya luka terbuka, yang biasa dikenal dengan istilah ulkus esofagus. Ulkus esofagus dapat menyebabkan rasa sakit yang sangat parah dan bahkan dapat berdarah, sehingga penderita akan mengalami kesulitan dalam menelan makanan.

Sebagai upaya untuk mengedukasi masyarakat mengenai risiko dari sakit maag kronis selama puasa, Halodoc dan Promag berkolaborasi dalam program "Gerakan 1 Juta Kebaikan #TanpaDramaag". Kolaborasi antara Halodoc dengan Promag ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan dengan langkah preventif, serta membantu mereka mengatasi berbagai keluhan kesehatan, sejalan dengan komitmen Halodoc yang siap membantu masyarakat di mana pun dan kapan pun layaknya kotak P3K. 

"Kolaborasi ini juga akan fokus pada edukasi terkait penyakit maag kronis dan cara mengatasinya, serta memberikan informasi mengenai risiko lanjutan dari penyakit tersebut,” ungkap dokter Irwan.

Selaras dengan perhatian tersebut, Promag, produk antasida yang dipercaya dari generasi ke generasi sebagai andalan masyarakat Indonesia dalam mengatasi gejala asam lambung, juga terus berupaya mengedukasi masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan lambung selama bulan puasa. 

Kustanto Pramono, General Manager Commercial Kalbe Consumer Health memaparkan sebagai upaya untuk mendampingi masyarakat Indonesia untuk berpuasa dengan nyaman, Promag menyediakan solusi obat maag yang berkualitas dan aman untuk dikonsumsi bagi masyarakat yang mengalami masalah maag saat berpuasa. 

Meskipun demikian, pihaknya tetap menekankan pentingnya berkonsultasi dengan dokter agar mendapatkan pengobatan yang tepat dan sesuai dengan kondisi penyakit yang dialami. Kehadiran telehealth seperti Halodoc tentu dapat mempermudah masyarakat untuk berkonsultasi dengan dokter dan mendapatkan pengobatan yang sesuai, sehingga masyarakat dapat menjalankan ibadah puasa dengan lebih tenang dan nyaman.

“Bagi penderita maag, menjaga pola makan yang tetap sehat dan teratur merupakan hal yang sangat penting untuk mencegah risiko komplikasi. Selain itu, konsultasi dengan dokter juga diperlukan jika mengalami kondisi maag atau gejala yang mengarah kepada maag. Masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas Chat dengan Dokter yang tersedia di Halodoc selama 24/7, sehingga dapat #TenangMenjaga diri sendiri dan keluarga selama berpuasa,” tutup dokter Irwan.

Pilihan Editor: Tetap Terhidrasi Selama Berpuasa, Minum Air Putih dengan Cara Ini

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Halaman

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."