Kisah Ardelia Apti Merintis Karier di Bidang Teknologi: Ada Ruang Besar yang Perlu Diseimbangkan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
(paling kiri) CEO Mapan, Ardelia Apti di acara acara

(paling kiri) CEO Mapan, Ardelia Apti di acara acara "Women with Impact - International Women's Day 2023" by East Venture di kantor Google Indonesia, Jakarta Pusat, pada Rabu, 8 Maret 2023. Foto: Dok. East Venture

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Setiap orang punya perjalanan karier masing-masing. Ada yang memulai dari bidang lain, sebelum menemukan minat yang lebih dicintainya. Itulah yang tergambar dari Ardelia Apti yang kini menjabat sebagai Chief Executive Officer atau CEO Mapan. Mengawali karier di perusahaan konsultan McKinsey & Company, beralih mendirikan perusahaan rintisan atau startup teknologi, gabung ke Go-Jek, dan kini duduk di pucuk pimpinan Mapan, perusahaan rintisan teknologi yang bergerak di bidang investasi arisan.

Ardelia mengisahkan kala karier dia beralih dari dunia konsultan menjadi bidang teknologi, orang tuanya sempat bertanya. "(Mendengar saya mendirikan perusahaan rintisan teknologi) Orang tua saya, 'apa ini, apa ini' (karena mereka belum familiar saat itu)," ucapnya dalam bahasa Inggris di acara "Women with Impact – International Women’s Day 2023" by East Venture di kantor Google Indonesia, Jakarta Pusat, pada Rabu, 8 Maret 2023.

Tak hanya orang tuanya, Ardelia pun berjuang memahami dan menyesuaikan diri dengan "dunia baru" yang dipilihnya.

"Saya juga tidak tahu bagaimana saya akan membuat sebuah ruang dalam sesuatu yang disebut sebagai startup teknologi ini, kemudian saya menyadari ini adalah situasi yang sangat kacau. Saya berasal dari konsultan, dan saya segera menyadari sebenarnya ada ruang besar yang perlu diseimbangkan, ini tipe (kekuatan) yang dimiliki perempuan," ujar sarjana ekonomi Universitas Indonesia itu.

Sambil belajar memahami bidang teknologi, Ardelia menyadari bahwa orang-orang yang andal di teknologi, tak semuanya memiliki kemampuan yang baik dalam manajemen bisnis. Melihat situasi tersebut, dia melihat peluang untuk menunjukkan kemampuannya dalam berorganisasi dan mengelola bisnis.

"Saya seperti 'oh oke, kamu bukan dari bidang teknologi, tapi ada ruang besar untuk kamu menyeimbangkan orang-orang teknologi yang fokus pada bidangnya saja, tapi bagian lain seperti bisnis, kepemimpinan, dan lainnya tidak terlalu dikuasai," ujarnya.

Berbekal keyakinan itu, Ardelia mengambil kesempatan tersebut sembari mempelajari hal-hal yang berbau teknologi.

"Ambil kesempatan yang ada adi depan mata, dan bilang ke diri sendiri 'you can do it (kamu bisa melakukannya). (Langkah) Kedua, terorganisasi. Menjadi terstruktur dalam cara kita mendekati sesuatu dan memahami bagaimana kita memengaruhi orang dengan hal yang kita rasa nyaman dan mengetahui bahwa kita bisa menjadi orang yang hebat," jelasnya

"Jadi, saya tidak pernah mencoba untuk lebih menyukai sisi Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM), tapi saya melihat agak seperti ada celah di sini yang dapat saya isi dengan tidak menjadi orang STEM dan bagaimana saya menjadi unggul dalam hal itu," tandasnya.

Ardelia Apti diketahui salah satu pendiri perusahaan rintisan Swadaya Program pada 2016. Kemudian dia bergabung ke Go-jek selama satu tahun setengah. Lalu, beralih ke Go-Pay selama tiga tahun empat bulan.

Setelah itu, dia menjadi Country Director Element Inc. Baru di tahun 2022, tepatnya Juni, Ardelia Apti bergabung ke Mapan sebagai Chief Commercial Officer. Dalam waktu enam bulan, dia ditunjuk sebagai CEO Mapan. Menariknya saat di masa kuliah, Ardelia pernah magang di Mapan pada 2013. Mapan diketahui berdiri sejak 2009.

Pilihan Editor: Menjadi Pemimpin Perempuan, Mari Elka Pangestu: It's Not Me, It's About Us 

SILVY | WIDYA FITRIANINGSIH

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."