Earth Hour Bukan Sekadar Slogan, Hemat Listrik Bisa Dimulai dari Hal Kecil

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Para pembicara di Sustainable Meeting Conrad Bali, Sabtu, 25 Maret 2023, Melati Wijsen (Bye Bye Plastic Bags), Ranny R. Yuneni (Earth Hour Bali), Nila Patty (Zero Waste Indonesia), dan Kevin Girard (General Manager at Conrad Bali)/Foto: Cantika.com/Ecka Pramita

Para pembicara di Sustainable Meeting Conrad Bali, Sabtu, 25 Maret 2023, Melati Wijsen (Bye Bye Plastic Bags), Ranny R. Yuneni (Earth Hour Bali), Nila Patty (Zero Waste Indonesia), dan Kevin Girard (General Manager at Conrad Bali)/Foto: Cantika.com/Ecka Pramita

IKLAN

CANTIKA.COM, Bali - Momen Earth Hour 2023 atau mematikan lampu secara serentak diadakan setahun sekali setiap bulan maret. Pada tahun 2023 peringatan Earth Hour jatuh pada tanggal 26 Maret 2023 mulai pukul 20.30 hingga 21.30. Salah satu kegiatan digelar oleh WWF Bali yang bekerja sama dengan Hotel Conrad, Nusa Dua, Bali, 

Apakah Earth Hour 2023 terbatas pada 60 menit pada tanggal 25 Maret 2023, pukul 20.30 hingga 21.30? Tentu saja tidak. Simbol "60" di logo dan nama "Earth Hour" memberi penghormatan kepada DNA Earth Hour. Oleh karena itu, juga diambil keputusan untuk memanfaatkannya dengan konsep membuat Earth Hour - kampanye - The Biggest Hour for Earth. 

Dalam semangat Earth Hour, bergabung dengan jam terbesar untuk bumi dapat berarti berpartisipasi dalam momen global terpadu (dari pukul 20.30-21.30 waktu setempat pada tanggal 25 Maret) dan melakukan lebih banyak lagi untuk planet ini dalam waktu yang lebih lama secara lokal. Jam-jam ini secara kumulatif akan bersatu untuk menciptakan Jam Terbesar bagi Bumi.

Ranny R. Yuneni, National Coordinator for Marine ETP Species WWF/Foto: Cantika.com/Ecka Pramita

Ranny R. Yuneni, National Coordinator for Marine ETP Species WWF mengatakan awalnya mulai dinisiasi tahun 2007 yang selalu dilakukan di akhir Minggu ketiga bulan maret. Tujuan utamanya jelas buat save energi dan berkontribusi pada pencegahan perubahan iklim. 

"Kalau kita punya alokasi waktu satu jam, komparasinya untuk reach out cukup besar kalau konsisten dilkaukan serentak di puluhan kota, apalagi kalau dilakukan bukan hanya pas momen seperti ini. Misal matikan 10 lampu saja dalam sehari sudah berdampak signifikan," ucap Ranny usai ditemui di acara peluncuran Sustainable Meeting, Sabtu, 25 Maret 2023, di Hotel Conrad, Bali.

Sementara itu, lanjut Ranny, jika berbicara tips simpel untuk kebiasaan hemat listrik bisa dilakukan oleh maisng-masing individu. "Sebenarnya mudah, tapi memang sudah jadi kebiasaan kaya misal pakai charge HP tetap dicolokin walau tidak dipakai, menyalakan lampu di siang hari, dan sering pakai rol kabel dalam satu waktu," paparnya. 

Peringatan Earth Hour yang digelar WWF Bali dan Hotel Conrad, Sabtu, 25 Maret 2023/Foto: Cantika.com/Ecka Pramita

Dukungan melawan perubahan iklim 

Earth Hour secara tradisional menggunakan inisiatif “mematikan lampu” sebagai penanda visual dukungan kolektif untuk tindakan melawan perubahan iklim. Kampanye The Biggest Hour for Earth adalah gerakan global yang mengakui bahwa dampak yang dapat dibuat individu dibatasi oleh kemampuan, hak istimewa, dan lingkungan mereka sendiri. 

Baik itu mengikuti acara “mematikan lampu” selama satu jam, berjalan-jalan di taman setempat,  yang terpenting selama jam tersebut adalah melakukan sesuatu yang positif untuk planet kita. Sebagai informasi, kampanye "Biggest Hour for Earth" akan berlangsung selama 7 tahun dari 2023 hingga 2030, tetapi tema untuk masing-masing tahun belum ditentukan. 

Pilihan Editor: 7 Cara Merayakan Hari Bumi kala di Rumah Saja, Ada Hemat Listrik

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."