5 Tips Cegah Asma Kambuh, Hindari Udara Dingin

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi serangan asma. shutterstock

Ilustrasi serangan asma. shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Penyakit asma menjadi salah satu penyakit umum yang dialami masyarakat. Asma adalah gangguan yang terjadi pada saluran pernapasan yang disebabkan oleh penyempitan dan peradangan serta dapat menghasilkan lendir berlebih. Akibatnya, timbul rasa sesak dan rasa kesulitan untuk bernapas. Gejala lain yang dirasakan dari asma adalah batuk, mengi, dan nyeri dada. 

Penyakit asma merupakan penyakit tidak menular yang paling banyak diidap oleh masyarakat Indonesia. Data Kementerian Kesehatan pada akhir tahun 2020 menyebutkan jumlah penderita asma di Indonesia adalah 4,5 persen dari populasi atau sebanyak 12 juta kasus. Secara medis, asma merupakan penyakit yang tidak bisa sembuh total. Namun, penyakit asma dapat dicegah agar gejalanya tidak kambuh. 

Berikut 5 tips cegah asma kambuh:

1. Hindari udara yang terlalu dingin

Udara yang terlalu dingin dapat memicu asma kambuh. Umumnya, udara dingin memiliki tingkat kelembaban yang rendah daripada temperatur normal. Ketika udara dingin masuk ke dalam saluran pernapasan, paru-paru berkontraksi dan saluran pernapasan lebih mudah teriritasi. Maka, hal yang bisa dilakukan adalah menghindari penggunaan AC atau menggunakan jaket agar tubuh tetap hangat. 

2. Mengatur pola makan sehat

Makanan sehat sangat penting bagi kehidupan manusia dan sangat berdampak pada kesehatan. Dengan mengatur pola makan secara teratur maka akan mencegah terjadinya asam lambung atau GERD. Asam dapat memicu refleks saraf yang menyebabkan penyempitan saluran pernapasan dan mencegah asam lambung naik ke tenggorokan. Hal tersebut juga menjadi salah satu pemicu munculnya gejala asma. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, Anda dapat mengatur jadwal makan setiap harinya. Tak lupa, Anda juga harus memastikan gizi yang Anda konsumsi seimbang.

3. Rutin melakukan olahraga ringan di rumah

Olahraga yang terlalu berat dapat memicu asma kambuh karena menyebabkan tekanan pada paru-paru. Meski begitu, bukan berarti penderita asma tidak dapat melakukan olahraga sama sekali. Pasalnya, olahraga ringan yang secara rutin dilakukan bisa bermanfaat bagi penderita asma. Olahraga ringan seperti berenang, jalan kaki, dan yoga sangat bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Saat melakukan aktivitas fisik ringan, penderita asma juga tetap harus menjaga pernafasan agar terhindar dari kambuhnya penyakit asma.

4. Hindari faktor-faktor pemicu asma kambuh

Salah satu pemicu asma kambuh adalah kualitas udara yang kurang baik dan ruangan yang berdebu. Selain debu dan udara yang kurang baik, ada beberapa pemicu lain yang dapat membuat asma kambuh, salah satunya adalah bulu binatang. Ada beberapa orang yang memiliki alergi terhadap bulu binatang sehingga membuat saluran pernapasannya terganggu.

Penting bagi mereka yang anggota keluarganya menderita asma untuk selalu menjaga kebersihan rumah. Apabila rumah selalu dijaga kebersihannya, tak terpungkiri akan berdampak baik pada kesehatan, terutama pada kesehatan saluran pernafasan. Untuk mencegah debu dan bulu binatang terhirup oleh penderita asma, pemilik rumah dapat menggunakan air purifier. 

5. Jaga udara dalam rumah tetap bersih

Udara yang bersih dapat meringankan dan mengurangi gejala dari kambuhnya penyakit asma. Kabar baiknya, saat ini kita dapat menjaga kualitas udara dalam ruangan menggunakan air purifier. Produk air purifier NOBLE dari Coway telah dilengkapi dengan 4D filter dengan UVC yang mampu melakukan penyaringan udara 360 derajat untuk memerangkap, membersihkan polutan dalam ruangan serta mengalirkan udara bersih dan sehat ke segala arah. 

Pilihan Editor: 8 Cara Alami Kurangi Gejala Asma, Pakai Uap Wajah dan Yoga

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."