Flu Burung, Dokter Imbau Tak Perlu Takut Konsumsi Telur dan Daging Unggas

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi daging ayam. Tabloidbintang

Ilustrasi daging ayam. Tabloidbintang

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Akademisi memberikan pesan kepada masyarakat untuk tidak panik terhadap maraknya kabar mengenai flu burung, tetapi tetap harus waspada. Lakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), menjaga kebersihan lingkungan, memasak bahan makanan sampai matang sempurna, membersihkan kandang unggas dengan desinfektan minimal seminggu sekali.

Dokter hewan Universitas Gadjah Mada (UGM) Khrisdiana Putri mengimbau agar masyarakat tidak perlu takut untuk mengonsumsi daging unggas, seperti ayam, serta produk turunannya, seperti telur, di tengah kewaspadaan terhadap kasus flu burung di Indonesia. "Avian influenza ini meskipun disebut sebagai zoonotic, tetapi ini bukan foodborne disease, jadi bukan penyakit tular-makanan," kata Khrisdiana.

Transmisi virus avian influenza atau flu burung bisa melalui feses atau kotoran dan cairan nasal dari unggas yang sakit. Meski begitu, menurut Khrisdiana, hingga saat ini masih menjadi perdebatan apakah kontak langsung dengan feses dan cairan tersebut dapat menyebabkan manusia langsung tertular.

Walaupun virus flu burung bukan dikategorikan foodborne disease atau penyakit yang ditularkan melalui makanan, Khrisdiana tetap mengimbau agar masyarakat memproses daging unggas dengan pemasakan yang baik dan jangan dikonsumsi setengah matang. Jalan yang paling baik, menurut dia, pilihlah unggas yang sehat untuk dikonsumsi.

"Ketika kita memasak daging dengan baik, handling dengan baik, jadi terutama pada saat dimasak, ya, harus dimasak dengan matang, disampaikan tidak ada bahaya yang bisa menyertai," kata dia.

"Masalahnya hanya adalah pada saat ketika kita handling ayam yang hidup, ketika sebelum dilakukan penyembelihan sampai ketika kita memasaknya," imbuh Khrisdiana.

Pada produk telur, Khrisdiana juga mengingatkan agar masyarakat mencuci terlebih dahulu untuk menghilangkan sisa feses yang mungkin menempel pada kulit telur.

Masyarakat juga tak perlu khawatir untuk mengonsumsi daging unggas dan telurnya sebab, menurut Khrisdiana, para peternak di Indonesia umumnya sudah andal dalam mengawasi produk-produknya dan tidak akan memasarkan produk hewan yang sakit untuk dikonsumsi oleh manusia.

Apalagi, para peternak sudah memiliki pengalaman setelah flu burung merebak pada 2003 silam sehingga mereka terbiasa dengan melakukan upaya preventif. Jika mendapati hewan yang sakit, maka biasanya peternak akan langsung mengisolasi hewan tersebut dan produk yang berasal dari hewan sakit tidak dikeluarkan.

Pilihan Editor: Perlukah Mencuci Daging Ayam sebelum Dimasak?

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."