Viral Bayi Obesitas di Bekasi, Dokter: Jangan Anggap Lucu Anak Gemuk

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Bayi Obesitas

Bayi Obesitas

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Balita laki-laki bernama Muhammad Kenzi Alfaro berusia 1 tahun 6 bulan di Desa Pusaka Rakyar, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi viral karena mengalami obesitas. Kenzi kini memiliki berat badan 27 kilogram.

Bayi obesitas ini saat lahir berbobot 4 kilogram. Ibu Kenzi, Pitriah, mengatakan sejauh ini anaknya itu pola makannya normal dan tidak berlebihan. Kenzi juga hampir tidak pernah sakit. 

Kenzi sempat mengonsumsi susu kental manis karena perekonomian keluarga yang sulit. Ayah Kenzi hanya seorang pekerja serabutan dan ibu Kenzi, ibu rumah tangga. "Sempat susu kental manis pas umur setahun, itu karena enggak mampu beli susu formula. Sekarang ada sumbangan (susu formula)," ujar Pitriah pada Selasa 21 Februari 2023.

Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) mengingatkan agar tidak menganggap lucu anak yang terlalu gemuk atau obesitas. Ia mengingatkan bahwa kondisi itu adalah sebuah penyakit. "Obesitas adalah suatu penyakit, jangan dianggap itu adalah kondisi sehat atau anaknya jadi lucu, jangan jadi idaman semua orang tua," kata Piprim Rabu 22 Februari 2023.

Obesitas bisa menjadi salah satu gejala sindrom metabolik selain hipertensi, gula darah tinggi, trigliserida tinggi, dan rendahnya kadar kolesterol HDL. Ia menjelaskan bahwa beberapa tahun kemudian, sindrom metabolik itu dapat berubah menjadi penyakit degeneratif seperti stroke, serangan jantung, keganasan atau kanker, diabetes melitus, dan lain-lain.

Untuk itu, Piprim menyarankan untuk segera membawa ke dokter jika anak mengalami obesitas. Menurut laman resmi Kementerian Kesehatan, salah satu cara mengukur gejala obesitas pada anak adalah dengan mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI).

Rumusnya adalah berat badan dalam satuan kilogram dibagi kuadrat tinggi badan dalam satuan meter. Anak dapat dikatakan kelebihan berat badan jika IMT lebih dari 22,9, dan dikatakan obesitas I jika IMT berada di angka 25-29,9 dan obesitas II jika IMT lebih dari 30. 

Piprim pun menjelaskan bahwa untuk mencegah anak obesitas, kuncinya adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat. "Stop ultraprocessed food, junk food tinggi gula dan tinggi tepung, kembali ke real food yang kaya akan protein hewani dan sayuran hijau," katanya. 

Ia pun mengingatkan agar menjadikan olahraga sebagai kegiatan rutin dan budaya sehat keluarga. 

Pilihan Editor: Pentingnya Bayi Cukup Tidur, Cegah Obesitas saat Balita

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

ANTARA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."