Bahasa Cinta Seseorang Berhubungan dengan Kisah Masa Kecilnya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi pasangan. Foto: Unsplash.com/Joshua Chun

Ilustrasi pasangan. Foto: Unsplash.com/Joshua Chun

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Psikolog Klinis dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia Irma Gustiana mengatakan love language atau bahasa cinta seseorang bisa jadi terbentuk dari luka atau trauma masa kanak-kanak. “Kebutuhan ia di masa kecil tidak tercukupi sehingga terbawa hingga dewasa, dan itu di alam bawah sadarnya,” ujar Irma dalam lokakarya di Jakarta, Senin 13 Februari 2023.

Love language yang kini ramai dibicarakan generasi muda ini merupakan cara seseorang mengekspresikan rasa kasih dan cintanya kepada orang lain, bisa pada pasangan, sahabat, orang tua, atau pun anak dan saudara.

Setidaknya ada lima jenis love language yang dimiliki tiap orang, di antaranya physical touch (sentuhan fisik), words of affirmation (kata-kata penegasan), quality time (waktu berkualitas), receiveiving/giving gift (menerima/memberi hadiah), serta act of service (pelayanan).

Irma mengatakan bahasa cinta ini juga bisa disebabkan oleh kebiasaan terdahulu. Kehangatan dalam rumah sangat menentukan bentuk seseorang mengekspresikan bahasa cintanya saat dewasa.

“Mungkin saja saat kecil dia butuh diberi kata-kata pujian, namun ternyata orang tuanya kurang memberikan itu, jadi saat dewasa kebutuhan itu dicari manifestasinya,” kata Irma.

Sebagai contoh, kata Irma, bagi seseorang dengan bahasa cinta words of affirmation sensasi bahagia ketika mendapat pujian itu akan terasa lebih mendalam, seakan kebutuhan yang ia inginkan sejak lama didapatkan.

Namun, ternyata bahasa cinta tidak selalu disebabkan luka di masa kecil, tetapi bisa juga karena sebaliknya. Orang-orang dengan kebutuhan kasih sayang yang terpenuhi di rumah pada masa kecil juga akan membentuk bagaimana cara ia mengungkapkan cinta.

“Bisa juga di waktu kecil ternyata kebutuhan-kebutuhan itu justru selalu dipenuhi kedua orang tuanya, sehingga ketika dewasa itu menjadi otomatis di kepalanya karena kebiasaan, sehingga ketika dewasa sudah terkondisi seperti itu,” kata Irma.

Untuk itu, Irma mengatakan penting untuk tiap orang memahami love language orang terdekatnya juga diri sendiri. "Dengan ini, kita akan menjadi makhluk sosial yang lebih peka, penuh toleransi dan pengertian satu sama lain," kata Irma.

Pilihan Editor: Cara Mengetahui Love Language Pasangan, dari Kata-kata Hingga Sentuhan

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."