Cara Mengetahui Love Language Pasangan, dari Kata-kata Hingga Sentuhan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi pasangan. Foto: Unsplash.com/Joshua Chun

Ilustrasi pasangan. Foto: Unsplash.com/Joshua Chun

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Banyak yang bilang susah-susah mudah memahami maunya pasangan, terlebih kita juga tak bisa membaca pikiran dan hati mereka. Apakah ada cara lain untuk memahami? Ya, salah satunya dengan mengetahui love language pasangan. 

Seorang penulis dan konselor bernama Gary Chapman menyebutkan terdapat lima bahasa cinta: kata-kata, waktu yang berkualitas; sentuhan fisik; tindakan melayani,dan hadiah. 

Dia membuat daftar itu tiga puluh tahun yang lalu, tetapi "teorinya tetap relevan dan bahkan dimasukkan dalam aplikasi kencan sehingga orang-orang saling memahami sebelum mereka berkencan," kata Sam Nabil, CEO dan Terapis Utama dari Naya Clinics.  "Lima bahasa cinta hanya menjelaskan apa preferensi orang dalam mengekspresikan cinta."

Anda mungkin dapat mengidentifikasi bahasa cinta pasangan Anda jika Anda berhenti dan memikirkannya. Tapi itu juga layak untuk dibicarakan, terutama karena banyak orang menggunakan lebih dari satu—terkadang kata-kata penegasan, terkadang tindakanmelayani, misalnya. “Ini adalah tahap lain untuk mengenal satu sama lain,” kata Nabil. “Sebagian besar waktu, seseorang cenderung mengungkapkan cinta dengan cara yang mereka inginkan untuk menerimanya dari pasangannya.”

Mari ketahui love language pasangan Anda agar hubungan semakin hangat:

1. Kata-kata 

Jika setiap panggilan telepon dari pasangan diakhiri dengan "mencintaimu!" atau mengatakan hal-hal seperti "halo, seksi!" bahkan ketika Anda tidak merasakannya, pasangan Anda menggunakan kata-kata penegasan dan kemungkinan menginginkan hal yang sama. 

Jika Anda tipe pendiam, Anda mungkin perlu waktu sebentar untuk mengungkapkan kata-kata seperti, "Saya sangat menghargai Anda" dan "Sejujurnya Anda adalah pasangan yang hebat". Jika Anda sudah memahami, maka tak ada salahnya dicoba, bukan? 

2. Quality time 

Apakah pasangan Anda selalu membeli tiket film atau konser, atau menyarankan Anda mencoba restoran, hanya berdua? Apakah mereka tidak hanya mengirimi Anda pesan, tetapi juga mengirim video, untuk memberi tahu Anda tentang hari mereka? 

Itu artinya, pasangan Anda sedang mencari waktu berkualitas bersama. Jika pasangan Anda menghargai waktu berkualitas di atas segalanya, Anda harus memberi ruang untuk itu. Terdapat banyak cara sederhana untuk meluangkan waktu satu sama lain, termasuk saat anak-anak sudah terlelap, Anda bisa melakukan pillow talk dengan pasangan. 

3. Sentuhan fisik

Ini bisa berarti seks, tentu saja, tetapi tidak selalu sebab bisa juga memeluk, dan berpegangan tangan di tempat umum misalnya. Dengan memberikan pelukan singkat, tepukan manis di pipi atau kening bisa membuat mood pasangan Anda bertambah. 

4. Suka melayani

"Tentu saja aku mencintaimu, aku membuatkan makanan favoritmu setiap hari Minggu." Beginilah rasanya berbicara melalui tindakan melayani. Termasuk membantu Anda memeasak di dapur dan memberishkan rumah, bahkan untuk hak-hal kecil yang sifatnya intim, seperti menggosokkan punggungnya saat mandi.  

5. Hadiah istimewa

Apakah mereka membawa pulang bunga setiap hari tertentu? Berarti pasangan Anda suka memberikan hadiah.  Perlu diketahui jika hadiah tidak harus mahal. Pulang dari bekerja lalu mampir ke kedai kopi dengan membelikan minuman favorit itu hadiah yang manis.

Setelah Anda mengetahui bahasa cinta pasangan Anda, Anda dapat lebih efektif membuat mereka merasa dihargai. “Cara untuk menjadi selaras secara emosional satu sama lain adalah dengan terus berlatih dan mengajukan pertanyaan, seperti; kamu sukanya apa? 

Baca: 5 Bahasa Cinta Versi Pria, dari Waktu Berkualitas Hingga Sentuhan Fisik

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."