Apa Saja Penyebab Gangguan Kesuburan pada Wanita?

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi pasangan dan kesuburan. Shutterstock.com

Ilustrasi pasangan dan kesuburan. Shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sekaligus founder Smart IVF Prof.Budi Wiweko, mengatakan salah satu gangguan kesuburan umum yang dialami wanita adalah faktor gangguan pematangan sel telur atau ovulasi. Walau begitu, penyebab ketidaksuburan pada wanita juga bisa disebabkan karena masalah lainnya. Misalnya sumbatan pada saluran telur, mengalami nyeri haid karena endometriosis, hingga karena memiliki gangguan di dalam rahim.

"Berikutnya yang menyebabkan gangguan kesuburan pada wanita adalah sumbatan saluran telur. Kita tahu perempuan punya 2 pabrik telur dan 2 saluran telur. Di dalam saluran itulah akan bertemu sperma dan sel telur. Kalau terjadi sumbatan, maka tidak bisa bertemu," kata Budi saat dijumpai di RS Primaya Evasari, Rawasari, Jakarta Pusat, Senin 30 Januari 2023.

"Ketiga yang cukup banyak dijumpai pada perempuan-perempuan yang sering mengeluh nyeri haid. Ini disebabkan karena adanya kista coklat atau endometriosis. Keempat bisa juga gangguan di dalam rahim. Dalam rahim biasanya bisa terjadi gangguan embrio tidak bisa nempel kalau ada miom atau polip di dalamnya," katanya.

Berbeda dari wanita yang bisa mendeteksi terjadinya gangguan kesuburan dari haid, Budi menjelaskan bahwa laki-laki yang mengalami gangguan kesuburan hampir tidak merasakan keluhan. Oleh sebab itu, Budi menyarankan agar laki-laki pun juga memeriksakan kesuburannya. Ia mengingatkan sebanyak 35 persen penyebab gangguan ketidaksuburan adalah faktor laki-laki dan sisanya merupakan faktor gangguan pematangan sel telur atau ovulasi.

"Ini memang menarik nih. Kalau laki-laki itu tidak ada keluhannya. Hampir tidak ada keluhannya laki-laki yang mengalami infertilitas. Kecuali dia disfungsi ereksi, jelas. Makanya penting untuk di cek spermanya. Nggak bisa dilihat kualitasnya dengan mata saja," ujar Budi.

Kiat nutrisi

Untuk masalah kesuburan, Budi memaparkan bahwa terdapat sejumlah makanan yang baik untuk dikonsumsi seperti protein hewani hingga buah-buahan yang mengandung antioksidan. "Saat ini tentu yang sangat baik, studi banyak melaporkan bahwa diet-diet dengan tinggi protein, protein hewani terutama. Misalnya ikan, putih telur, susu, itu baik untuk masalah kesuburan. Kemudian antioksidan, buah-buahan yang berwarna merah, oranye, kuning, hijau, itu tinggi antioksidan," kata Budi.

"Kemudian juga mikronutrien yang lain. Misalnya vitamin D, asam folat, zinc, itu baik. Kalsium juga. Itu adalah zat-zat yang sangat baik terhadap kualitas sel telur, maupun kualitas sperma," katanya.

Tak hanya itu, Budi juga menganjurkan agar masyarakat menerapkan gaya hidup yang sehat. Terutama untuk menghindari rokok juga alkohol yang sangat berdampak buruk bagi kualitas sel telur maupun sperma.

Bahkan, beberapa bidang pekerjaan juga perlu berhati-hati karena bisa menyebabkan gangguan kesuburan. Misalnya seseorang yang sering terpapar suhu tinggi, hingga masyarakat yang bekerja di bagian radiologi.

"Yang tidak boleh dilupakan juga adalah lifestyle atau gaya hidup ya. Hati-hati. Merokok itu nggak baik untuk sel telur. Alkohol juga merusak kualitas sel telur. Pada sperma juga. Apalagi perokok berat," kata Budi.

Ia pun mengingatkan agar masyarakat yang bekerja di daerah dengan temperatur tinggi untuk mewaspadai kesehatan mereka. Beberapa pekerjaan itu adalah koki, pemanggang roti, supir angkot yang duduk di atas mesin. "Kemudian exposure dengan radiasi, pekerja-pekerja radiologi ni hati-hati. Obat-obatan tertentu juga, jenis-jenis kemoterapi juga tidak baik untuk sel telur dan sperma," katanya.

Baca: Pasangan Alami Gangguan Kesuburan, Cek Hal Ini Sebagai Langkah Pertama

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."